Milenianews.com, Depok– Mahasiswa Kelompok Studi Hukum Ekonomi Islam IsEF (KSEI IsEF), Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) Depok menggelar acara business sharing dengan tema “Mengoptimalisasi peluang ekspor di pasar Internasional”, Selasa (10/12/2024).
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memotivasi kalangan anak muda untuk mendapatkan pengetahuan seputar bisnis Internasional.
Business Sharing ini dilaksanakan secara daring via Zoom Meeting. Meski demikian, tidak mengurangi semangat ara audiens untuk mendengar materi yang akan disampaikan. Adapun yang menjadi narasumber pada acara ini ialah Eva Marjoli yang merupakan mahasiswi aktif prodi HES STEI SEBI dan juga Founder dan CEO M2M Tasbih. Acara tersebut dipandu seorang moderator luarbiasa yaitu saudara Ja’far Abdurrahim.
Eva Marjoli yang akrab disapa kak Eva dalam perjalanannya sebagai Founder dan CEO M2M Tasbih, sangat menginspirasi untuk seluruh kalangan anak muda khusunya para mahasiswa. Ia telah membuktikan dirinya bisa sukses ketika masih berstatus sebagai seorang mahasiswa.
Kak Eva Marjoli mendapatkan Rp 500 juta pertama pada waktu kuliah di semester 5. “Rp 100 juta buat mahasiswa, emang bisa?” Tanya Kak Eva.
Kak Eva menyatakan bahwa hal itu bisa diraih. Buktinya sekarang ia sudah mempunyai omset sebesar Rp 500 juta di semester 5, dan bahkan sekarang sudah lebih dari itu.
“Sebagai mahasiswa kita harus peka terhadap peluang dalam pasar internasional, selain itu kita juga hendaknya memahami ilmu bisnis dan produk yang paling utama, ialah pandai komunikasi,” kata Kak Eva dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Ia menambahkan, “Di pasar internasional kita harus memiliki ilmu komunikasi, ilmu ini sangat penting dimiliki agar kita dapat berkomunikasi dengan baik bersama orang asing di pasar internasional. Komunikasi bukan sekedar bahasa tapi ilmu yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu kepada konsumen atau audiens dengan tepat dan benar.”
Ia menjelaskan, aalah satu produk yang ia jual ialah gelang koka. Kak Eva bukanlah pembuat gelang koka, tetapi ia adalah penghubung antara pengrajin dengan costumer di luar negeri. “Dalam hal ini, pekerjaan yang dilakukan pasti harus menggunakan komunikasi yang baik dan benar agar dapat selalu terhubung dengan orang lain. Kuncinya semua ada di ilmu komunikasi,” ucap Kak Eva.
Alasan Berbisnis dan Membidik Pasar Internasional
“Kenapa sih harus berbisnis dan mengapa harus pasar internasional?” Tanya Kak Eva. Ia menyodorkan sejumlah jawaban:
Pertama, berbisnis bukan hanya sekedar mencari profit, melainkan tentang perjalanan dari sepuluh ribu hingga tak terhingga. “Ini membawa kita agar dapat mengeksplor kepada bumi Allah SWT yang indah dan luar biasa,” ujarnya.
Ia mematahkan statement “Katanya kalau mau ke luar negri harus nabung dulu.” Tetapi ia ke luar negeri sambil mencari uang.
Kedua, niat menjadi dasar utama. Menurut hadis, “Berdakwahlah meski hanya 1 ayat.” Semua bisa digapai tergantung dengan niat. Pada kenyataannya bisnis ada yang untung, juga ada yang rugi.
Niat untuk mendapatkan profit memang ada tetapi niat utamanya adalah menjadi manfaat bagi orang lain. “Jika kita niat karena Allah, insya Allah, Allah akan mempermudah bisnis yang kita jalankan,” tuturnya.
Ketiga, bermanfaat bagi orang lain adalah tujuan utama dalam berbisnis. Profit hanyalah bonus yang bisa di raih oleh semua pebisnis, namun kebermanfaatan yang ditebar adalah sebuah kewajiban.
“Kalau bisnis kita mati, yang kita pikirin adalah pendapatan yang berarti kita belum menjadi pebisnis yang sesungguhnya. Tapi jika kita sudah berpikir bahwa jika bisnis kita mati, berapa orang yang kehilangan sumber penghasilannya itu, baru pebisnis sebenarnya. Kebermanfaatan-lah yang harus diutamakan dibandingkan penghasilan karena itu akan membawa kita menuju keberkahan,” ucap Kak Eva
Setelah sesi penyampaian materi, ada ses pertanyaan dari para audiens. Pertanyaan pertama, “Bagaimana cara kita mengoptimalkan produk yang mau diekspor?” Kedua, “Dari mana dana yang kakak gunakan ketika melakukan ekspor?” Ketiga, “Saluran distribusi apa yang cocok untuk jasa di pasar internasional?”
Baca Juga : STEI SEBI Hadiri Workshop Automasi Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi di Bandung
Kemudian Kak Eva menjawab pertanyaan dari para audiens. “Kalian harus mengetahui problem yang ada di negara itu dan Jika kalian mau mengekspor sebuah negara, kalian harus mempelajari negara tersebut dari kebiasaannya atau apapun itu yang bisa menjadi peluang untuk kalian,” ujarnya.
“Kemudian jika kalian mau relasi di bidang ekspor, banyak group yang mengajarkan tentang ekspor bahkan memiliki costumer-nya. Untuk komunitas ada namanya TDA (Tangan di Atas) . TDA ada di Indonesia terutama di Depok. Mereka bukan hanya ekspor tapi berbagai banyak bisnis dan bisa menjadi tempat belajar dan penyemangat kita dalam berbisnis. Facebook adalah ladangnya bisnis, yang masih banyak anak muda yang meremehkannya. Modal yang digunakan pertama kali untuk bisnis ini adalah 0 rupiah, mungkin keluar pas saya research bukan untuk membangun bisnisnya. Untuk modal, Pas awal pertamakali saya mendapatkan costumer saya diberikan modal olehnya yang digunakan untuk memberikan Sempel kepada beliau”. Jawab kak Eva pada pertanyaan dari para audiens
Begitulah perjalanan yang sangat luar biasa yang dialami oleh kak Eva, dengan penuh keberanian dan mental yang kuat, sehingga dapat menjadikan pribadi perempuan yang berani dan mandiri. Bisnis yang dijalani oleh Kak Eva Marjoli saat ini, sehingga dapat membawanya untuk mengeksplor bumi Allah SWT yang maha indah ini, dan bisa menjadi pribadi yang mandiri dan menghasilkan omset semasa perkuliahan.