News  

Hujan Turun Awet Karena Siklon Tropis Bergerak Lamban

bibit-siklon-91s-terdeteksi-di-barat-daya-lampung-picu-gelombang-tinggi
bibit-siklon-91s-terdeteksi-di-barat-daya-lampung-picu-gelombang-tinggi

Milenianews.com, Bogor – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan hujan berkepanjangan memicu pusaran (091S) yang menjadi bibit siklon 18S yang cenderung bergerak lambat akibat rendahnya tekanan di bagian timur, yang kini menjadi dua pusaran.

Ilmuwan iklim dan atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, dalam akun X pribadinya di Jakarta, pada Kamis (14/3) mengatakan benih-benih siklon tropis bergerak lambat dan tidak serta merta berpindah ke Australia.

“Inilah yang telah memicu propagasi hujan yang kuat dan maraknya pembentukan badai squall line pemicu hujan persisten berhari-hari, bahkan intensitas hujan bisa ekstrem yang di sertai angin kencang,” ujarnya.

Baca juga: Hadapi Musim Hujan, PLN ICON Plus SBU Jakarta dan Banten Lakukan Patroli dan Perapihan Kabel

Dampak pergerakan benih siklon 18S dari barat ke timur yang menyebabkan hujan lebat terus menerus di pulau Jawa

Erma memaparkan dampak pergerakan benih siklon 18S dari barat ke timur yang menyebabkan hujan lebat terus menerus di pulau Jawa, hujan yang terus-menerus dipicu oleh efek garis badai pusaran.

Ia mengingatkan wilayah Semarang dan Kupang harus waspada mencegah dampak fenomena tersebut. Munculnya bibit siklon 91S di tenggara Samudera Hindia, tepatnya barat daya Banten, menyebabkan turunnya hujan di Banten dan Jabodetabek.

Menurut Erma, bibit Topan 91S mendekati Jabodetabek merupakan momen langka. Fenomena ini mirip dengan penyebab Banjir Besar Jakarta tahun 2002, dimana pusaran air menyebabkan hujan dini hari terus menerus selama beberapa hari.

Baca juga: BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Saat Mudik

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terdapat tiga bibit siklon tropis di Indonesia. Siklon tropis 91S terbentuk di tenggara Samudera Hindia dengan kecepatan angin maksimum 25-35 knot dan tekanan udara minimum 997 hPa, bergerak menjauhi wilayah Indonesia menuju tenggara.

Bibit Siklon Tropis 94S kemudian teramati di Laut Timor bagian selatan, tenggara Nusa Tenggara Timur, dengan kecepatan angin maksimum 15-20 knot dan tekanan udara minimum 1000 hPa, bergerak ke arah timur.

Bibit Siklon Tropis 93P terus teramati di Teluk Carpentaria, NE Australia, SE Papua dengan kecepatan angin maksimum 15-20 knot dan tekanan minimum 1004 hPa dari arah timur hingga tenggara. Terbentuknya tiga bibit siklon tropis secara bersamaan menyebabkan cuaca basah di Indonesia.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *