News  

FKUB dan PMN Bogor, Gelar Lokalatih Mediasi Konflik

Lokalatih Mediasi Konflik
Lokalatih Mediasi Konflik

MileniaNews.com, Bogor – Pusat Pengkajian Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bogor dan Pusat Mediasi Nasional (PMN) menyelenggarakan pelatihan mediasi konflik antaragama bersertifikat, selama lima hari mulai dari Senin (22/1) silam sampai Jumat (26/1) besok, di Luminor Hotel, Bogor.

Acara tersebut juga menghadirkan Wali Kota Bogor, Bima Arya. Ia memberikan sambutan dan menyampaikan bahwa hal terpenting dalam mengelola dan menangani konflik adalah mengidentifikasi berdasarkan seluk-beluknya yaitu keyakinan, kepentingan dan penyalahgunaan.

Baca juga: Bima Arya Siapkan Calon Pemimpin Masa Depan, Lewat Project 100-30

“Yang paling penting sekaligus menantang dalam proses resolusi dan mediasi konflik sejatinya adalah proses identifikasi kepentingan, selain melihat regulasi atau aturan,” kata Bima Arya dalam keterangan resminya, Rabu (24/1).

Ia menyampaikan, apresiasinya atas terselenggaranya pelatihan ini sebagai upaya memantapkan berbagai keterampilan dalam menangani dan menyelesaikan konflik dalam kehidupan. Lanjutnya, konflik menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian manusia.

FKUB dan Pemkot Bogor jamin keberagaman agama di Kota Bogor

Lalu, banyak faktor yang membuat segala sesuatunya tidak memadai dalam pengelolaan konflik. Salah satunya adalah kerangka regulasi yang tidak mendukung kerangka solusi permanen.

“Kalau aturannya tidak jelas, jadi kabur. Sehingga cukup sulit untuk menentukan apakah permasalahan tersebut masuk dalam kategori pelecehan, intimidasi, penipuan, atau ujaran kebencian,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Direktur PUSAD Paramadina, Husni Mubarok mengatakan acara tersebut merupakan hasil kerja sama antara PUSAD Paramadina, FKUB Kota Bogor sebagai perwakilan Pemkot Bogor dan Pusat Mediasi Nasional (PMN) yang berupaya menjamin keberagaman agama dan demokrasi menyelesaikan masing-masing.

Baca juga: Masa Jabatan Diperpanjang, Bima Arya Fokus Pada Tata Kota

Sementara itu, demokrasi tidak boleh menyudutkan agama, dan diharapkan agama dapat berkontribusi terhadap pencapaian demokrasi di Indonesia.

“Kami memandang perlu adanya ketrampilan khusus bagi pemuka agama untuk menyelesaikan konflik agama. Terakhir, kami gabungkan dan ciptakan pertemuan dan pelatihan sebagai perpaduan antara temuan penelitian konflik agama dan pencarian solusi dengan keterampilan untuk menyelesaikannya,” ujar Husni.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *