Hamasah dan Prodi Perbankan Syariah STEI SEBI  Gelar Kuliah Umum Perbankan Syariah (KUPAS)  Jilid 2

Hamasah  STEI SEBI mengadakan acara Kuliah Umum Perbankan Syariah (KUPAS) Jilid 2 dengan tema “Prospek Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat”, Rabu (22/11/2023).  KUPAS Jilid 2 menampilkan narasumber Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.  (Foto: Dok STEI SEBI)

Milenianews.com, Bogor– Himpunan Mahasiswa Perbankan Syariah (Hamasah)  STEI SEBI mengadakan acara Kuliah Umum Perbankan Syariah (KUPAS) Jilid 2, Rabu, 22 November 2023, dengan tema “Prospek Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat”. Kegiatan itu  diselenggarakan secara tatap muka di kelas Al-Ghazali, STEI SEBI, Depok.

“Ini merupakan salah satu program kerja departemen Competensy and Profesional Development Hamasah Kabinet Arshaka Arumi dalam rangka memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai dunia perbankan,” kata M. Fakhri Arrijal Kasim selaku ketua Hamasah.

Pada acara Kupas 2 kali ini, departemen Competensy and Profesional Development mengundang  dosen STEI SEBI Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA., CIL   sebagai pembicara. Ia merupakan dosen yang sangat mengerti hukum dan perbankan. Karena itu, Hamasah mengundang Poernomo  untuk menjadi pemateri agar  para peserta mendapatkan pemahaman dari sisi aspek hukum dan bank syariahnya. Acara ini dihadiri oleh anggota Hamasah, serta mahasiswa Program Studi  (Prodi) Perbankan Syariah.

Acara ini dibuka oleh pembawa acara yaitu Muhammad Izzudin Ramadhan,  dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Firmansyah S.EI,  MM selaku kepala Program Studi Perbankan Syariah.

 

PoernPoernomo mengawali materinya dengan penjelasan mengenai awal berdirinya bank syariah kemudian dilanjutkan dengan pembahasan masa krisis moneter  athun 1998  dan setelah krisis moneter, pembiayaan ekonomi berbasis syariah dalam pandangan Islam, mekanisme ekonomi dalam bank syariah guna meningkatkan ekonomi umat serta bank syariah sebagai alternatif untuk meningkatkan ekonomi umat.

“Masa krisis perbankan syariah Indonesia pada tahun 2008 merupakan masa kejutan dan ketakutan bagi sektor perbankan syariah di Indonesia. Krisis ini disebabkan oleh krisis ekonomi global yang menyebabkan terjadinya ketidakpemulihan pasar uang dan saham, yang menyebabkan sektor perbankan syariah menghadapi masalah pembiayaan dan penjaminan,” kata Poernomo dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Ia menambahkan, pada tahun 2008, sektor perbankan syariah di Indonesia melihat peningkatan jumlah pembiayaan yang tidak dapat dibayar (non-performing financing, NPF) sebanyak 30%, yang menyebabkan sektor perbankan syariah mengalami ketidakpemulihan dan ketakutan. “Pada saat itu, beberapa bank syariah di Indonesia mengalami penurunan nilai pasar, dan beberapa bank syariah di luar Indonesia mengalami penurunan nilai pasar sebesar 50%,” ujarnya.

Baca Juga : 5 Mahasiswa STEI SEBI Ikuti Bimtek PHPU 2024 di Pusdik MKRI Cisarua, Bogor

Pada akhirnya, kata Poernomo, sektor perbankan syariah di Indonesia berhasil menghadapi masa krisis dan memulai perkembangan yang positif. “Pada tahun 2010, sektor perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 25%, dan sektor perbankan syariah di Indonesia menjadi salah satu sektor yang paling pesat menghasilkan laba di Indonesia,” paparnya.

Ia menambahkan, perspektif Islam memandang pembiayaan ekonomi syariah sebagai solusi yang dapat meningkatkan ekonomi umat. Dalam pandangan Islam pembiayaan ekonomi berbasis syariah adalah cara yang lebih adil dan lebih berkelanjutan dalam mengembangkan ekonomi. “Prinsip bank syariah wakalah, wadiah, sama musyarakah adalah tiga prinsip utama yang diikuti oleh bank-bank syariah dalam melaksanakan jenis transaksi yang halal untuk pelanggan-pelanggannya,” tuturnya.

Acara diakhiri dengan adanya foto bersama pemateri dan seluruh peserta. Diharapkan dengan adanya acara ini dapat membawa manfaat bagi mahasiswa perbankan syariah STEI SEBI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *