Milenianews.com, Mata Akademisi – Krisis moral di kalangan generasi muda menjadi gambaran nyata kondisi sosial saat ini. Di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, semakin banyak peristiwa yang menunjukkan menurunnya moralitas serta nilai-nilai etika di kalangan anak-anak dan remaja. Krisis moral dapat dipahami sebagai kondisi ketika seseorang kehilangan sikap, watak, dan perilaku yang selaras dengan nilai kebaikan.
Pada dasarnya, kepribadian merupakan ekspresi dari sikap dan perilaku seseorang. Sikap dan sifat tersebut memiliki peran penting dalam menentukan arah hidup individu. Namun, pada era modern ini, moral dan etika siswa kerap tergerus oleh berbagai pengaruh negatif yang datang dari lingkungan sekitar maupun perkembangan teknologi yang tidak terkendali.
Baca juga: Peran Agama Islam Mengatasi Krisis Moral di Masyarakat Modern
Bullying sebagai Wajah Krisis Moral
Rusaknya karakter dan moral generasi muda berpotensi menimbulkan berbagai dampak yang merugikan. Salah satu fenomena yang paling banyak disorot adalah bullying. Bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan secara sadar dan berulang-ulang dengan tujuan menyakiti, mengintimidasi, atau membuat seseorang merasa tidak nyaman. Tindakan ini dapat berupa ancaman, hinaan verbal, maupun kekerasan fisik.
Bentuk bullying sangat beragam, mulai dari pelecehan fisik seperti meninju, menendang, dan menarik rambut, hingga perundungan sosial seperti mengucilkan korban, menyebarkan rumor, serta fitnah. Perilaku ini sering kali dianggap sepele, padahal dampaknya sangat serius dan berjangka panjang.
Bullying semakin diperparah oleh adanya ketimpangan kekuasaan antara pelaku dan korban. Dalam banyak kasus, pelaku merasa memiliki posisi lebih kuat, baik secara fisik, sosial, maupun psikologis. Tidak jarang, anak-anak dan remaja menganggap tindakan perundungan sebagai cara untuk terlihat “keren” dan meningkatkan status sosial di lingkungan pertemanan. Pola pikir inilah yang membuat bullying terus berulang dan semakin mengakar.
Dampak Psikologis dan Sosial bagi Korban
Dampak dari perilaku bullying sangat merugikan korban. Korban sering mengalami kecemasan, menarik diri dari lingkungan sosial, menurunnya rasa percaya diri, meningkatnya sensitivitas emosional, kesulitan berkonsentrasi, hingga kehilangan minat untuk bersekolah. Dalam kasus tertentu, bullying juga memicu gangguan kesehatan mental yang serius, cacat fisik, bahkan kerusakan hubungan sosial jangka panjang.
Berdasarkan fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa dampak bullying bukanlah hal yang ringan. Perilaku ini mampu mengubah kepribadian korban dan merusak masa depan mereka. Ironisnya, risiko dan penderitaan yang dialami korban tidak sebanding dengan konsekuensi yang diterima pelaku. Jika tidak ditangani secara tegas, bullying akan terus berkembang dan menjadi budaya yang dianggap wajar.
Oleh karena itu, bullying harus diberantas sejak dini. Penanganan yang setengah-setengah hanya akan membuat pelaku semakin berani dan korban semakin terpuruk. Apabila akar permasalahan bullying dibiarkan tanpa solusi yang jelas, maka kasus serupa akan terus berulang dan jumlah korban akan semakin bertambah.
Peran Lingkungan dan Lemahnya Pendidikan Karakter
Krisis moral di kalangan generasi muda tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Keluarga, lingkungan tempat tinggal, sekolah, serta pergaulan memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak. Remaja yang kurang mendapat perhatian, kasih sayang, dan bimbingan cenderung lebih mudah terjerumus dalam perilaku menyimpang yang merusak masa depan mereka.
Peran orang dewasa, khususnya orang tua, guru, dan masyarakat, sangat penting sebagai teladan moral. Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini melalui komunikasi yang sehat dan lingkungan yang mendukung. Tanpa upaya ini, kenakalan remaja dan kriminalitas akan terus meningkat dan mengancam masa depan generasi muda serta tatanan sosial masyarakat.
Fenomena krisis moral tidak hanya terjadi di tingkat sekolah, tetapi juga telah merambah ke dunia perguruan tinggi. Berkurangnya rasa tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, toleransi, serta sikap saling menghormati menjadi persoalan serius di kalangan mahasiswa. Akibatnya, konflik dan permasalahan sosial kerap muncul di lingkungan kampus.
Realitas Bullying di Dunia Pendidikan
Kondisi ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter di perguruan tinggi, yang umumnya disampaikan melalui mata kuliah agama, Pancasila, dan etika, belum sepenuhnya berhasil membentuk karakter mahasiswa. Pembelajaran tersebut masih cenderung menekankan aspek kognitif dan pengenalan nilai, tetapi belum mampu mendorong pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kondisi ini terus berlanjut, jarak antara pengetahuan dan tindakan akan semakin melebar. Berbagai kasus krisis moral dan rendahnya efektivitas pendidikan karakter menjadi tanda bahwa penguatan karakter mahasiswa sangat dibutuhkan, mengingat mereka adalah generasi penerus kepemimpinan bangsa.
Meningkatnya kasus bullying di sekolah dan kampus juga banyak diberitakan oleh media. Berdasarkan penelusuran detikEdu, kasus perundungan di dunia pendidikan Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Sejumlah kasus mencuat ke publik, seperti penganiayaan siswi SMP di Musi Rawas Utara, dugaan bullying yang menyebabkan seorang mahasiswa Universitas Udayana mengakhiri hidupnya, serta kasus perundungan terhadap siswa MTs di Konawe. Fakta ini menunjukkan bahwa bullying terjadi di berbagai jenjang pendidikan dengan dampak yang sangat serius.
Baca juga: Krisis Moral Siswa dan Gagalnya Sinergi Orang Tua, Sekolah, dan Negara
Mendesak untuk Bertindak
Krisis moral di kalangan generasi muda tercermin dari meningkatnya kasus bullying yang berujung pada gangguan mental hingga hilangnya nyawa korban. Fenomena ini dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan sosial, serta lemahnya pendidikan karakter di sekolah dan perguruan tinggi.
Penguatan pendidikan karakter sejak dini, disertai peran aktif orang tua, guru, dan masyarakat, menjadi langkah penting untuk mencegah kerusakan moral yang lebih luas. Penanganan yang tegas, komunikasi yang sehat, serta keteladanan moral perlu terus diupayakan agar bullying dan kenakalan remaja tidak semakin meluas, demi menjaga masa depan generasi bangsa.
Penulis: Nur Hidayah, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.













