Ilmu Bebas Nilai dan Ilmu Tidak Bebas Nilai dalam Perspektif Filsafat Ilmu

Ilmu Bebas Nilai

Milenianews.com, Mata Akademisi — Dalam filsafat ilmu, terdapat dua pandangan utama mengenai hubungan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai manusia, yakni konsep Ilmu Bebas Nilai dan Ilmu Tidak Bebas Nilai. Kedua pandangan ini memiliki peran penting dan kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu bebas nilai berfungsi menjaga objektivitas dan keandalan pengetahuan, sementara ilmu tidak bebas nilai memastikan bahwa ilmu digunakan secara bertanggung jawab dan selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Perdebatan ini membahas bagaimana ilmu dibangun, dikembangkan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan sosial.

Rasionalisasi Ilmu Pengetahuan Modern

Rasionalisasi dalam ilmu pengetahuan mulai menguat sejak René Descartes memperkenalkan metode keraguannya. Ia meragukan segala hal, kecuali fakta bahwa dirinya sedang meragukan. Pendekatan ini kemudian berlanjut pada era Aufklärung (Pencerahan), yaitu masa ketika manusia berusaha mencapai pemahaman rasional tentang alam dan dirinya sendiri.

Dalam konteks sosial, ilmu pengetahuan dipahami sebagai dunia komunikasi yang perilaku, tindakan, dan cara berpikirnya diatur oleh prinsip universalisme, komunalisme, skeptisisme terorganisasi, dan objektivitas. Sementara itu, ilmu sebagai proses dipahami sebagai kegiatan manusia dalam mencari pemahaman tentang dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang dikehendaki oleh kepentingan tertentu.

Konsep Ilmu Bebas Nilai

Ilmu bebas nilai merupakan pandangan yang menekankan bahwa penelitian harus dilakukan secara objektif. Dalam pandangan ini, peneliti dituntut untuk berfokus pada fakta, bukan pada keyakinan pribadi atau harapan subjektif.

Hasil penelitian harus disajikan apa adanya dengan mengikuti metode ilmiah secara jujur dan konsisten. Dengan demikian, ilmu yang dihasilkan dapat diuji ulang, dipercaya, dan bersifat netral. Contoh sederhana dapat dilihat ketika mengukur suhu air menggunakan termometer. Angka yang ditunjukkan merupakan fakta empiris, bukan berdasarkan perasaan panas atau dingin.

Pandangan Ilmu Tidak Bebas Nilai

Berbeda dengan pandangan sebelumnya, ilmu tidak bebas nilai menegaskan bahwa ilmu pengetahuan selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai manusia. Penelitian tidak pernah sepenuhnya lepas dari kepedulian, kepentingan, dan pandangan peneliti terhadap apa yang dianggap penting dan bermanfaat.

Dalam pandangan ini, ilmu tidak hanya berisi data dan angka, tetapi juga mengandung pertimbangan etika, sosial, budaya, ekonomi, dan keagamaan. Oleh karena itu, proses penelitian dan penerapan ilmu selalu melibatkan nilai kemanusiaan.

Baca juga: Qirā’at QS. Al-Ahzab: 33 dan Ruang Karir Perempuan dalam Perspektif Matan Syatibi

Ilmu, Nilai, dan Dampak Sosial

Dalam pendekatan ilmu bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas sering kali dianggap sah demi kepentingan ilmu itu sendiri, meskipun berpotensi merugikan lingkungan. Sebaliknya, ilmu tidak bebas nilai memandang bahwa ilmu harus dikembangkan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap manusia dan alam.

Ilmu tidak mungkin dilepaskan dari kepentingan politik, ekonomi, sosial, lingkungan, maupun agama. Oleh sebab itu, nilai menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan dan penggunaan ilmu pengetahuan.

Habermas dan Ilmu sebagai Konstruksi Sosial

Dalam pandangan Jürgen Habermas, ilmu dikonstruksi untuk kepentingan tertentu. Ilmu selalu memiliki relasi nilai antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia, serta penghormatan terhadap martabat manusia itu sendiri.

Jika kelahiran ilmu berkaitan dengan nilai, maka ilmu tidak mungkin bekerja secara netral tanpa keterlibatan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, klaim bahwa ilmu sepenuhnya bebas nilai menjadi sulit untuk dipertahankan dalam praktik sosial.

Ilmu Bebas Nilai dan Ilmu Tidak Bebas Nilai di Era Modern

Dalam kehidupan modern, ilmu bebas nilai dan ilmu tidak bebas nilai tidak dipandang sebagai dua konsep yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi. Ilmu bebas nilai menjaga kejujuran terhadap fakta dan objektivitas penelitian agar hasilnya dapat dipercaya.

Sementara itu, ilmu tidak bebas nilai mengingatkan bahwa ilmu selalu berhubungan dengan etika, kepedulian sosial, dan kebutuhan masyarakat. Peneliti membutuhkan objektivitas agar kebenaran dapat dicapai, namun juga membutuhkan nilai agar ilmu yang dihasilkan tidak merugikan manusia.

Ilmu dan Pengambilan Keputusan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, kedua pandangan ini berperan penting dalam pengambilan keputusan. Ilmu bebas nilai membantu manusia melihat masalah secara objektif berdasarkan data dan fakta. Sebaliknya, ilmu tidak bebas nilai membantu mempertimbangkan aspek moral, agama, budaya, dan dampak sosial.

Dengan menggabungkan keduanya, keputusan yang diambil tidak hanya benar secara logis, tetapi juga baik secara etis dan sosial. Ilmu bebas nilai menyediakan dasar kebenaran, sedangkan ilmu tidak bebas nilai memberikan arah dan tujuan agar keputusan menjadi lebih bijak.

Ilmu bebas nilai dan ilmu tidak bebas nilai bukanlah dua pandangan yang saling meniadakan, melainkan saling melengkapi. Ilmu bebas nilai menjaga kejujuran fakta dan objektivitas metode ilmiah, sehingga pengetahuan yang dihasilkan dapat dipercaya.

Di sisi lain, ilmu tidak bebas nilai menegaskan bahwa ilmu selalu berkaitan dengan nilai kemanusiaan dan harus digunakan secara bertanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari, kedua pandangan ini diperlukan agar ilmu tidak hanya benar secara ilmiah, tetapi juga membawa kebaikan bagi manusia dan masyarakat. Dengan kata lain, ilmu bebas nilai menjaga kebenaran, sedangkan ilmu tidak bebas nilai menjaga kebaikan.

Penulis: Zulfa Naylatul Alifah, Mahasiswa Semester 1 Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *