Milenianews.com, Kediri– Ketersediaan air bersih bukan sekadar kebutuhan fisik, melainkan fondasi utama bagi kesempurnaan ibadah dan pendidikan. Memahami vitalnya hal tersebut, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jawa Timur kembali menghadirkan solusi infrastruktur nyata. Langkah strategis ini dilakukan untuk menopang kehidupan ratusan penuntut ilmu di pelosok Kediri.
Urgensi bantuan ini sangat terasa di Pondok Pesantren Al Huda, Desa Grogol. Selama ini, 500 santri harus berhadapan dengan debit air sumur lama yang terus menyusut drastis. Kondisi ini menjadi tantangan berat mengingat jumlah santri yang terus bertambah setiap tahunnya.

Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jatim, Imam Muslim, menekankan bahwa intervensi ini adalah upaya menjaga keberlanjutan aktivitas pesantren. “Air adalah kebutuhan utama dalam kehidupan dan ibadah,” tegas Imam Muslim.
Ia menambahkan bahwa sumur bor ke-240 ini dihadirkan sebagai ikhtiar agar santri dapat belajar dengan nyaman.
Dampak Jangka Panjang
Peresmian fasilitas air bersih ini dilaksanakan pada 16 Desember 2025. Kini, kecemasan akan krisis air untuk wudhu, mandi, dan sanitasi telah sirna. Pengasuh Ponpes, Dr. KH. Romadlon, menyambut gembira bantuan yang menjadi solusi jangka panjang ini.

Kebahagiaan serupa terpancar dari wajah Abu Hanifah, salah satu santri di sana. Ia mengaku sangat lega karena kini kebutuhan air harian sudah terjamin. Fokus para santri pun kini bisa sepenuhnya tertuju pada kegiatan menghafal dan mengaji.
Baca Juga : Bahagia Santri Ponorogo, BMH Resmikan Sumur Bor Ke-234 di Jawa Timur
Imam Muslim menambahkan, “Kisah dari Kediri ini menyadarkan kita bahwa akses air bersih masih menjadi barang mewah bagi sebagian saudara kita. Program sumur bor ini adalah bukti nyata bahwa kepedulian Anda mampu mengalirkan kehidupan dan pahala jariyah tanpa henti. Mendukung program sanitasi pesantren sama artinya dengan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjaga kesucian ibadah generasi penerus.”













