Milenianews.com, Mata Akademisi — Ontologi merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas tentang hakikat keberadaan. Secara sederhana, ontologi membantu manusia memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan “yang ada” dalam kehidupan. Dalam ilmu pengetahuan, kajian ontologi menjadi penting karena setiap disiplin ilmu selalu berangkat dari objek kajian tertentu. Tanpa pemahaman ontologis yang jelas, ilmu pengetahuan berpotensi kehilangan arah dan tujuan. Oleh karena itu, ontologi sering dijadikan fondasi dalam pengembangan ilmu agar manusia lebih sadar terhadap realitas yang sedang dihadapi.
Perubahan Realitas dalam Kehidupan Modern
Kehidupan manusia di masa kini menunjukkan perubahan yang sangat signifikan, terutama dalam cara memandang realitas. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan modern menghadirkan bentuk-bentuk keberadaan baru, seperti dunia digital, media sosial, dan kecerdasan buatan. Kehadiran realitas virtual ini secara tidak langsung memengaruhi cara manusia memahami dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.
Dalam kondisi tersebut, kajian ontologi menjadi semakin relevan. Ontologi membantu manusia berpikir lebih mendalam mengenai makna keberadaan di tengah perubahan zaman. Dengan pemahaman ontologis, manusia diharapkan tidak sekadar mengikuti arus perkembangan teknologi, tetapi mampu bersikap bijak dan reflektif dalam menyikapinya.
Ontologi dan Dunia Digital
Perkembangan ilmu pengetahuan modern membawa manusia hidup berdampingan dengan dunia digital. Media sosial dan kecerdasan buatan telah menjadi bagian dari realitas sehari-hari. Keberadaan dunia virtual menimbulkan pertanyaan mendasar tentang apa yang benar-benar dapat disebut nyata.
Kajian ontologi menjelaskan bahwa realitas tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mencakup aspek nonfisik seperti pikiran, kesadaran, dan makna. Pemahaman ini membantu manusia melihat bahwa realitas modern bersifat kompleks dan berlapis. Kesadaran ontologis diperlukan agar manusia tidak kehilangan orientasi hidup di tengah realitas digital yang terus berkembang.
Refleksi Ontologis dalam Dunia Akademik
Pengalaman akademik sering kali mendorong munculnya pertanyaan ontologis. Dalam proses perkuliahan, ontologi menjadi dasar untuk memahami hakikat objek kajian suatu ilmu. Setiap disiplin ilmu memiliki asumsi ontologis yang berbeda tentang realitas.
Di era teknologi yang sarat dengan gawai dan kecerdasan buatan, pertanyaan tentang perbedaan antara dunia nyata dan dunia virtual menjadi semakin relevan. Ontologi membantu mahasiswa dan akademisi memahami batas, makna, dan konsekuensi dari perubahan realitas tersebut.
Ontologi dan Tantangan Kecerdasan Buatan
Perkembangan kecerdasan buatan menghadirkan persoalan ontologis baru. Teknologi ini mampu melakukan berbagai aktivitas yang menyerupai kemampuan manusia. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang hakikat manusia itu sendiri.
Kajian ontologi menegaskan bahwa manusia tidak hanya ditentukan oleh kemampuan berpikir logis, tetapi juga oleh kesadaran, nilai, dan tanggung jawab moral. Ontologi membantu membedakan manusia dan mesin, serta menegaskan bahwa teknologi seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti manusia. Pemahaman ini penting agar jati diri manusia tetap terjaga di era digital.
Baca juga: Qirā’at QS. Al-Ahzab: 33 dan Ruang Karir Perempuan dalam Perspektif Matan Syatibi
Ontologi, Pendidikan, dan Etika Sosial
Pendidikan modern sering kali berorientasi pada nilai akademik, karier, dan pencapaian material. Namun, ontologi mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan seharusnya membantu manusia memahami kehidupan secara utuh, bukan sekadar menjadi sarana mencapai kepentingan pragmatis.
Kesadaran ontologis juga berpengaruh pada etika sosial dan lingkungan. Ketika alam hanya dipandang sebagai objek eksploitasi, kerusakan lingkungan menjadi tidak terhindarkan. Ontologi mengajak manusia melihat dirinya sebagai bagian dari alam, sehingga tumbuh tanggung jawab moral terhadap lingkungan dan sesama.
Ontologi sebagai Kritik atas Ilmu Pengetahuan Modern
Ilmu pengetahuan modern tidak lepas dari pengaruh kepentingan ekonomi dan kekuasaan. Ketika ilmu hanya digunakan untuk kepentingan tertentu, maka nilai kemanusiaan berisiko terabaikan. Ontologi menekankan pentingnya kesadaran terhadap dasar dan tujuan ilmu pengetahuan.
Dengan pemahaman ontologis, manusia didorong untuk bersikap kritis terhadap arah perkembangan ilmu. Kesadaran ini mencegah penyalahgunaan ilmu dan mengarahkan pengetahuan untuk kesejahteraan bersama. Ilmu yang berlandaskan ontologi akan memiliki makna yang lebih dalam dan berorientasi pada nilai kemanusiaan.
Ontologi dan Tanggung Jawab Sosial Ilmu
Ontologi membantu manusia memahami hubungan erat antara ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial. Setiap perkembangan ilmu membawa dampak bagi masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan ilmu harus disertai dengan tanggung jawab sosial.
Kesadaran ontologis mendorong manusia untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko dari penerapan ilmu. Ilmu tidak boleh digunakan secara sembarangan, melainkan diarahkan untuk kepentingan bersama. Dalam konteks ini, ontologi berperan penting dalam membangun ilmu pengetahuan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kajian ontologi memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia modern. Ontologi membantu menjawab pertanyaan tentang hakikat keberadaan, realitas, dan tujuan ilmu. Di tengah perubahan zaman yang cepat, pemahaman ontologis memberikan landasan berpikir yang kuat agar manusia tidak kehilangan arah.
Dengan kesadaran ontologis, ilmu pengetahuan tidak hanya mengejar kemajuan teknologi, tetapi juga membentuk cara pandang, sikap hidup, dan tanggung jawab sosial. Ontologi menjadi fondasi penting dalam membangun ilmu pengetahuan yang utuh, bermakna, dan berorientasi pada nilai kemanusiaan.
Penulis: Aurora Syawal, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.











