Milenianews.com – OpenAI baru aja bikin gebrakan baru lewat peluncuran Atlas, browser (peramban) internet yang digadang-gadang bakal ngubah cara orang menjelajahi dunia maya. Tapi ya, di balik hype-nya yang gede, banyak pengguna langsung ngeluh karena beberapa fitur masih dikunci dan batas penggunaan chatbot yang bikin frustrasi.
Kalau biasanya kita browsing pakai Chrome, Edge, atau Safari, di Atlas konsepnya beda banget. Browser ini dibangun di sekitar chatbot interface, jadi lo bisa ngobrol langsung buat nyari info, bandingin harga tiket, atau nyari artikel lama yang pernah dibaca. Intinya, browsing di Atlas tuh kayak ngobrol sama asisten pribadi yang super pintar.
Baca juga: ChatGPT Agent Hadir, Bikin AI Makin Canggih Kayak Asisten Nyata!
Sayangnya, banyak fitur keren cuma bisa diakses sama pengguna berbayar alias pelanggan ChatGPT Plus. Misalnya, pas lo nyuruh Atlas pesenin tiket kereta, langsung ditolak mentah-mentah karena fitur itu “khusus buat pengguna premium”. Buat yang gratisan, siap-siap juga ketemu batas pesan yang cepat banget nyentuh limit.
OpenAI pengen bikin “Super-Assistant”
OpenAI bilang Atlas ini adalah langkah menuju visi mereka buat bikin “super-assistant sejati” asisten AI yang bisa bantu semua hal. Tapi ya, artinya lo harus siap buat “move on” dari layanan gratisan dan mulai bayar kalau mau ngerasain full power-nya.
Dengan lebih dari 800 juta pengguna ChatGPT di seluruh dunia, OpenAI jelas pengen ubah sebagian besar user itu jadi sumber cuan. Apalagi, menurut laporan Financial Times, cuma sekitar 5% pengguna yang langganan saat ini.
Satu hal yang bikin orang agak waswas: Atlas bisa aja ngumpulin data dari cara lo browsing, nyari info, bahkan waktu lo pesen tiket. Semakin banyak data yang dikumpulin, makin pintar juga AI-nya. Tapi di sisi lain, masalah privasi jadi PR besar. “Buat yang peduli banget sama privasi, Atlas bisa terasa terlalu ‘terbuka’,” ujar Stephanie Liu, analis senior dari Forrester, Selasa (21/10).
Ada juga kemungkinan OpenAI bakal nyelipin iklan di Atlas kayak Google, tapi langkah itu bisa aja bikin pengalaman pengguna jadi kurang nyaman.
Baca juga: OpenAI Luncurkan Browser Atlas untuk Tantang Dominasi Google Chrome
Atlas jelas nggak sendirian di arena ini. Google udah nyatuin AI Gemini ke Search, dan Microsoft juga nambahin Copilot di browser Edge. Tapi menurut Erik Goins, pendiri Flywheel Studios, Atlas punya nilai plus sendiri. “Kalau Google selama ini jadi perantara antara pengguna dan situs, ChatGPT ngilangin perantara itu,” ujarnya.
Artinya, lo nggak perlu lagi ketik “hotel murah di Bali” dan buka banyak tab. Cukup tanya ke ChatGPT, dan boom jawaban langsung nongol tanpa ribet. Jadi, apakah Atlas bakal ngalahin Google? Belum tentu. Tapi yang jelas, cara kita browsing bisa aja berubah selamanya.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.












