News  

Harapan di Ujung Negeri: BMH Tuntaskan Atap Masjid, Warga Kangean Sambut Pusat Ibadah Layak

Proses pembangunan Masjid Al Isra’, di Dusun Laoanna, Kepulauan Kangean, yang didukung penuh oleh Laznas BMH Jawa Timur, telah mencapai babak penting, yakni pemasangan atap dan genteng. (Foto: Dok BMH)

Milenianews.com, Sumenep– Indonesia, sebagai “laboratorium” keragaman etnis, bahasa, dan agama terbesar di dunia, seringkali menyajikan narasi kontras antara kemegahan pembangunan di pusat kota dan keterbatasan infrastruktur di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Di tengah gugusan pulau-pulau yang menyimpan kekayaan budaya bahari, upaya membangun peradaban seringkali harus berhadapan dengan tantangan logistik dan geografis.

Fenomena ini, yang dalam kajian sosiologi pembangunan sering disebut sebagai development gap, tak jarang menempatkan fasilitas spiritual sebagai kebutuhan primer yang terpinggirkan.

Namun, semangat gotong royong dan kepedulian dari berbagai elemen bangsa terus membuktikan bahwa batas geografis bukanlah halangan untuk merajut persatuan, bahkan dalam urusan mendirikan rumah ibadah.

Di Dusun Laoanna, Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Kepulauan Kangean, sebuah harapan kini mulai tegak berdiri. Proses pembangunan Masjid Al Isra’, yang didukung penuh oleh Laznas BMH Jawa Timur, telah mencapai babak penting.

Ketenangan Beribadah Segera Terwujud

Pemasangan atap dan genteng yang kini rampung bukan sekadar progres fisik semata, melainkan simbol bahwa ketenangan beribadah bagi masyarakat setempat telah diukir di tengah laut. Keterbatasan tempat ibadah yang sebelumnya memaksa warga berdesakan di bangunan sederhana, kini perlahan akan sirna.

Terkait rampungnya pengerjaan atap dan genteng ini, Ustadz Israi’e, tokoh masyarakat setempat, menyampaikan sebuah pandangan yang bernas dan menyentuh inti persoalan. Beliau tidak hanya menyoroti aspek fungsi ritual, namun juga visi pembangunan karakter.

Seperti dikisahkan, beliau mengungkapkan: “Dengan adanya masjid ini, masyarakat bisa lebih tenang beribadah. Masjid Al Isra’ bukan hanya tempat shalat, tapi juga rumah bagi pembinaan generasi Qur’ani di dusun kami.”

Pernyataan ini menegaskan posisi masjid sebagai center of excellence bagi pembinaan moral dan spiritual di daerah kepulauan. Masjid bertransformasi dari sekadar ruang hening menjadi “sekolah” yang mencetak generasi berkarakter unggul.

Baca Juga : BMH Salurkan Paket Buka Puasa untuk Santri Yatim Dhuafa di Manna

Pembangunan fasilitas keagamaan di kawasan 3T tak hanya berdampak pada individu, tetapi juga menguatkan sendi-sendi komunal.

Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jawa Timur, Imam Muslim, memandang proyek ini sebagai cerminan kolaborasi sosial. Pembangunan ini, menurutnya, adalah manifestasi nyata dari kepedulian para donatur yang berinvestasi dalam peradaban.

Melampaui Ritual Meneguhkan Ukhuwah

Dampaknya diyakini melampaui kenyamanan ritual, merambah ke penguatan ukhuwah (persaudaraan), pendidikan, dan dinamika sosial masyarakat kepulauan.

Komitmen BMH untuk menghadirkan fasilitas ibadah yang layak akan terus diupayakan. Langkah ini penting guna menjadi jembatan agar umat dapat menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan bermartabat. Selain itu kita tahu bahwa beribadah adalah hak fundamental setiap warga.

“Dengan rampungnya pengerjaan atap dan genteng ini, cita-cita akan masjid yang paripurna di Kepulauan Kangean semakin dekat. Semoga langkah ini membawa kemajuan bagi masyarakat menggapai ketenangan spiritual dan pembinaan generasi muda yang progresif,” tutup Muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *