Ekonomi Indonesia Q2 2025 Lagi Lesu, Pemerintah Turun Tangan!

Milenianews.com, Jakarta – Ekonomi Indonesia lagi ngos-ngosan nih, guys! Di kuartal II tahun 2025, pertumbuhan ekonomi diprediksi cuma naik 4,8% aja secara tahunan. Padahal di kuartal sebelumnya masih di angka 4,87%. Nggak jauh sih turunnya, tapi tetap aja ini jadi sinyal kalau ekonomi kita lagi butuh tenaga ekstra.

Baca juga: Indonesia Pasca Kwik Kian Gie, Ekonomi Kian Senjang dan Timpang

“Proyeksi kami ada di kisaran 4,5%–4,7% untuk kuartal ini,” ujar Wijayanto Samirin, ekonom dari Universitas Paramadina.

Perlambatan ekonomi ini terjadi secara nasional, mencerminkan aktivitas perekonomian Indonesia yang melemah di berbagai sektor dari konsumsi rumah tangga, investasi, sampai belanja pemerintah yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Semua ini berlangsung selama kuartal kedua tahun 2025, atau sekitar periode April hingga Juni. Penurunan terjadi setelah sebelumnya ekonomi sempat mencatat pertumbuhan 4,87% pada kuartal pertama (Januari–Maret 2025).

Yang paling terdampak tentu masyarakat luas, para pelaku usaha, investor, dan juga pemerintah. Bahkan menurut analis Bloomberg Technoz, banyak warga yang mulai menahan belanja karena kondisi makin nggak pasti. “Orang-orang lebih pilih nabung atau tahan duit, bukan belanja,” ujar analis dari Bloomberg Technoz.

Konsumsi lemah, investasi turun, dan belanja negara lambat

Investor dan pelaku usaha pun ikut terdampak. Banyak dari mereka yang milih nunggu dan lihat situasi sebelum melakukan ekspansi.

Ada beberapa alasan utama. Pertama, konsumsi rumah tangga turun pasca-Lebaran. Banyak warga menghadapi kenaikan harga, ancaman PHK, dan stagnasi upah. Kedua, para investor pasang mode “wait and see” karena tekanan global dan suku bunga tinggi. Ketiga, belanja pemerintah baru terserap 38,8% di semester pertama, padahal bisa banget jadi penggerak ekonomi.

“Belanja masyarakat menurun cukup drastis, terutama di sektor ritel dan makanan-minuman,” ungkap laporan Bloomberg Technoz.

Untuk mengatasi ini, pemerintah langsung gaspol dengan stimulus ekonomi senilai Rp 24 triliun. Paket ini mencakup diskon transportasi umum, subsidi gaji, dan bantuan sosial tambahan. Tujuannya jelas: mendongkrak daya beli masyarakat dan dorong ekonomi kembali naik ke target 5%. “Kalau perlu, insentif ini kita lanjut sampai akhir tahun,” ujar Menko Perekonomian.

Baca juga: Ekonomi Pancasila? Ingat, Fondasinya Koperasi!

Dari sisi moneter, Bank Indonesia juga bantu dorong ekonomi dengan menurunkan suku bunga acuan ke 5,25%, plus membuka likuiditas tambahan Rp 372 triliun ke perbankan supaya kredit makin longgar. “Ruang pelonggaran masih terbuka, apalagi kalau inflasi tetap terkendali,” ujar Gubernur BI.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *