Fenomena Brain Rot dan ‘Tung-tung Sahur’ Bikin Ramai TikTok: Kreatif atau Bikin Otak Lemot?

Fenomena Brain Rot dan 'Tung-tung Sahur' Bikin Ramai TikTok: Kreatif atau Bikin Otak Lemot?

Milenianews.com, Jakarta – Media sosial beberapa waktu ini diramaikan dengan fenomena konten Brain rot, atau yang sering disebut anomali ‘Tung-tung Sahur’, yang merupakan karakter rekaan produk kecerdasan buatan (AI). Dengan bentuk animasi kentongan yang bisa hidup dan bergerak layaknya manusia.

Baca juga: Fenomena Viral “Aura Farming” dari Indonesia yang Mengguncang Dunia

Karakter anomali yang viral di TikTok dikeluhkan para orangtua karena disebut mengakibatkan brain rot atau penurunan kemampuan kognitif. Serta intelektual, akibat terlalu sering mengkonsumsi konten online yang tidak menantang atau dangkal pada anak. Percakapan mengenai konten anomali menjadi digemari oleh anak-anak SD karena mereka menganggapnya lucu. Hal tersebut meski bagi orang dewasa konten ini terlihat aneh.

Dikutip dari Tirto.id, Jum’at (18/7), ada pula tren Brainrot Italia, yakni tren menggunakan AI untuk membuat gambar hewan. Namun pada tren ini, hewan yang dibuat dikombinasikan dengan sejumlah objek lain seperti tumbuhan. Serta barang, hingga bagian tubuh manusia.

Untuk diketahui, karakter anomali di TikTok dibuat pengguna akun bernama Noxa. Bentuk karakter anomali merupakan gabungan makanan atau minuman dengan hewan. Atau gabungan hewan dengan kendaraan atau gabungan benda dengan benda. Misalnya, buaya dengan pesawat, gelas berisikan kopi, gelas berisikan teh hijau, pentungan satpam, monyet dengan pisang, dan lainnya.

Visual nyeleneh yang enggak masuk akal jadi daya tarik utama

Tung-tung Sahur disebut anomali oleh warganet karena wujudnya dalam video atau narasi. Hal tersebut karena tidak mengikuti pola visual atau struktur logika yang biasa diterima. Hasilnya, terciptalah gambar hewan hibrida yang aneh. Di antara contoh yang paling populer adalah hibrida buaya dengan pesawat pengebom yang diberi nama “Bombardiro Crocodilo”.

Brain rot secara harfiah bisa diartikan sebagai “kerusakan otak”. Namun, jika didefinisikan secara lebih spesifik, brain rot adalah dampak negatif. Khususnya kepada psikologi manusia yang diakibatkan oleh terlalu sering mengonsumsi konten digital berkualitas rendah.

Psikolog remaja dan anak, Mutia Aprilia, menyampaikan jika konten anomali saat ini dapat ditemukan di berbagai lini platform dari kartun hingga games. Mutia menekankan kepada orang tua untuk terus memberikan pendampingan kepada anak agar tidak terpapar bahaya dari konten anomali atau hal lain serupa saat menggunakan gawai.

Baca juga: Fenomena Aphelion: Ketika Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari

“Ini yang perlu dipastikan, adalah anak-anak tidak terlalu banyak atau berlebihan. Khususnya mengonsumsi konten-konten yang bentuknya short video,” pungkasnya.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *