News  

Remaja Palestina Tewas Ditembak, Kekerasan Pemukim Yahudi Memuncak di Tepi Barat

Remaja Palestina Tewas Ditembak, Kekerasan Pemukim Yahudi Memuncak di Tepi Barat

Milenianews.com, Jakarta – Ketegangan di wilayah pendudukan Tepi Barat kembali meningkat tajam setelah pasukan Israel menembak mati seorang remaja Palestina berusia 15 tahun pada Rabu (26/6). Dalam gelombang kekerasan oleh pemukim Yahudi terhadap warga Palestina, pemukim Israel dilaporkan melakukan serangan brutal. Mereka membakar rumah dan mobil milik warga Palestina di beberapa kota, termasuk Kafr Malik, Taybeh, dan sekitar Jericho.

Baca juga: Bosowa Peduli Sinergi Tebar Kebaikan di Festival Kurban 2025 Hingga ke Palestina

Insiden penembakan remaja Palestina terjadi di kota Al Yamoun, dekat Jenin, sedangkan seorang perempuan Palestina ditembak di kamp pengungsi Shuafat, Yerusalem Timur. Serangan pemukim dilaporkan terjadi di Kafr Malik, Taybeh, dan wilayah sekitar Jericho, yang menambah ketegangan di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Penembakan remaja Palestina berusia 15 tahun bernama Rayan Tamer Hawshiya terjadi pada Rabu (26/6). Sementara itu, perempuan Palestina bernama Zahia Joudeh al-Obeidi meninggal pada hari yang sama akibat tembakan di kepala oleh polisi Israel dalam penggerebekan di Shuafat. Rekaman kekerasan oleh pemukim Israel di Kafr Malik juga beredar di media sosial pada periode yang berdekatan.

Tentara Israel, pemukim Yahudi, warga Palestina, serta aparat kepolisian Israel terlibat dalam rangkaian kekerasan tersebut. Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah melaporkan korban jiwa, sementara militer Israel mengklaim pasukan mereka diserang bahan peledak. Politisi oposisi Israel, Yair Golan, turut mengecam serangan pemukim Israel dan menyebutnya sebagai “pogrom Yahudi yang kejam.”

Kekerasan sistematis memicu eskalasi di wilayah pendudukan

Gelombang kekerasan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan di wilayah pendudukan dan adanya tindakan pembalasan atau serangan sepihak oleh pemukim Yahudi. Menurut Palang Merah Palestina, aksi pemukim ini menjadi bagian dari kekerasan sistematis yang didukung secara diam-diam oleh aparat keamanan. Roland Friedrich dari UNRWA menambahkan bahwa warga Palestina kini hidup dalam ketakutan akan pengusiran paksa, sementara kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat utara terus menghadapi penghancuran.

Menurut laporan warga, tentara Israel melepaskan tembakan berat selama operasi di Al Yamoun, yang mengenai leher Rayan Tamer Hawshiya. Militer Israel menyatakan mereka menembak setelah melihat seorang teroris membawa bahan peledak tambahan. Di Kafr Malik, rekaman media sosial yang telah diverifikasi menunjukkan rumah dan kendaraan dibakar, serta suara ledakan terdengar jelas.

Tiga warga Palestina tewas, dan banyak lainnya terluka. Rekaman lain di Taybeh dan sekitar Jericho menunjukkan pelaku bertopeng menyalakan api ke kendaraan warga, yang menyebabkan delapan orang terluka akibat asap.

Menurut data PBB, sejak 7 Oktober 2023 hingga 26 Juni 2025, sedikitnya 947 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan atau pemukim Israel di Tepi Barat. Dari jumlah itu, sekitar 200 adalah anak-anak. Sementara itu, 39 warga sipil Israel juga tewas dalam periode yang sama. Roland Friedrich menegaskan, “Banyak keluarga bahkan tak sempat menyelamatkan harta benda mereka sebelum rumah mereka dibuldoser.”

Baca juga: Gelar Aksi untuk Palestina, 4 Penyair Indonesia Tampil Bersama Penyair Dunia

Situasi di Tepi Barat menunjukkan tidak adanya “respite” atau jeda dari penderitaan masyarakat Palestina. Sementara perhatian dunia tertuju ke Gaza, kekerasan di wilayah ini terus bereskalasi secara diam-diam namun brutal.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *