Milenianews.com, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Putera Sampoerna Foundation (PSF) menegaskan kembali komitmennya terhadap transformasi pendidikan sebagai landasan penting dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045. Komitmen ini digaungkan dalam forum diskusi bertajuk “Kejar Aksi (Kreatif Mengajar, Akselerasi, dan Inovasi)” yang mengangkat tema “Pendidikan Indonesia: Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?”.
Baca juga: PSF Lakukan Ekspansi, Kolaborasi Bersama Yayasan Dom Bosco Timur Leste
Forum diskusi ini diselenggarakan oleh PSF bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen RI) sebagai mitra pembangunan resmi. Kegiatan ini menjadi wadah untuk menyampaikan pandangan tentang perlunya transformasi pendidikan yang menyeluruh, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang masih menghadapi keterbatasan akses dan infrastruktur.
Forum Pendidikan digelar dalam momen Hari Pendidikan Nasional
Kegiatan ini dilaksanakan dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional sebagai refleksi terhadap kondisi pendidikan Indonesia saat ini dan upaya menuju masa depan yang lebih baik.
PSF, melalui Juliana selaku Head of Program Development dan Guru Binar PSF, menyampaikan tiga strategi utama mereka. “Pertama, kami menghadirkan platform Guru Binar untuk pengembangan karier guru secara berkelanjutan, khususnya dalam peningkatan kompetensi digital. Kedua, menyediakan ekosistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Ketiga, memperkuat kolaborasi strategis dengan pemerintah dan sektor swasta untuk memperluas infrastruktur digital di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Selain itu, I Kadek Darsika Aryanta, Guru Binar Ambassador, juga memberikan testimoni dampak positif dari pelatihan PSF. “Integrasi teknologi, termasuk AI, membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Antusiasme siswa meningkat, dan hasil belajar mereka pun lebih baik,” ujarnya.
Dari pihak pemerintah, Maulani Mega Hapsari, Direktur SMP, Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikdasmen, turut menyampaikan apresiasinya kepada PSF. “Kami percaya bahwa visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud dengan persiapan matang, mulai dari regulasi, sarana dan prasarana, hingga konten digital. Kami juga telah memulai penerapan kurikulum AI dan keterampilan koding di sekolah-sekolah yang sudah siap,” jelasnya.
Sementara itu, dari perspektif industri kreatif, Ryan Adriandhy, seorang sutradara dan seniman, turut menekankan pentingnya pendidikan yang adaptif. “Transformasi pendidikan akan menjawab kebutuhan masa depan yang semakin kompleks dan interdisiplin. Pengalaman saya menggarap film ‘Jumbo’ membuktikan bahwa adaptasi terhadap teknologi, termasuk AI, adalah kunci dalam menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Ketimpangan digital dan skor PISA menjadi alarm untuk reformasi pendidikan
PSF menegaskan bahwa transformasi pendidikan nasional tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus menyeluruh, terutama dalam hal pemerataan teknologi dan peningkatan kompetensi guru di era digital. Tantangan yang dihadapi pun tidak ringan. Data Program for International Student Assessment (PISA) 2022 menunjukkan skor Indonesia berada di peringkat 68 dari 81 negara, dengan nilai 359 untuk membaca, 379 untuk matematika, dan 383 untuk sains.
Baca juga: Pegadaian dan Garuda Indonesia Wujudkan Transformasi Sekolah di Manggarai Barat
Juliana menambahkan, “Solusinya adalah pelatihan berkelanjutan bagi guru, penyediaan alat dan platform yang inklusif, serta memperluas kerja sama lintas sektor. Literasi digital dan integrasi AI dalam pembelajaran harus menjadi prioritas.” Kebijakan ini juga didukung oleh Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2025 yang mendorong percepatan revitalisasi sekolah dan penguatan platform digital pembelajaran seperti Rumah Belajar.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.
