Milenianews.com, Jakarta – Industri fintech di Indonesia berusaha mengurangi kesenjangan gender dalam inklusi keuangan. Salah satu caranya adalah melibatkan perempuan untuk berinovasi dalam membangun ekosistem digital.
Meningkatnya partisipasi perempuan sebagai pelaku industri fintech, membuat industri layanan keuangan digital semakin berkembang.
Baca Juga : Kampus Fintech Pertama di Indonesia, Siap Jadi Kampus Unggul di Bidang Digitalisasi Keuangan
Hal ini juga sejalan dengan agenda pemerintah dalam inklusi keuangan dan pemulihan ekonomi pasca pandemi di Indonesia.
Pembahasan tersebut dibahas lewat diskusi “Women in Fintech Roundtable Discussion: Role of Women in Promoting Responsible Innovation on Digital Finance and Fintech Ecosystem” yang dilaksanakan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) pada Jumat (11/11) lalu.
Berdasarkan hasil diskusi, baik pelaku industri maupun pemerintah, masih memiliki banyak tugas dan perlu bekerja sama dalam mengadvokasi serta memberikan akses yang lebih mudah kepada masyarakat, khususnya perempuan dalam inklusi keuangan pada lingkup digital.
Sati Rasuanto, Co-Founder dan CEO VIDA menjelaskan bahwa, dalam proses onboarding pengguna layanan digital, keberhasilan verifikasi dan otentikasi identitas digital sesuai dengan identitas legal, menjadi salah satu kunci penentu bergabungnya pengguna ke dalam platform layanan fintech.
Baca Juga : Ikuti Zaman, 90% Sektor UMKM Gunakan QRIS
“Untuk itulah, sebagai penyedia layanan verifikasi identitas dan sertifikat elektronik, VIDA berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menghasilkan teknologi yang inklusif dan ramah bagi berbagai gender. Dengan begitu, pengguna layanan digital khususnya perempuan, dapat melakukan proses onboarding dalam platform digital secara mudah, aman, dan nyaman,” ungkap Sati.(Nadya Nurrahmah)
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.