Sekarang Museum Reformasi 12 Mei dapat Diakses dengan Digital

museum reformasi

Milenianews.com, Jakarta – Museum Trisakti atau Museum Reformasi 12 Mei 1998 tetap aktif menyebarkan informasi secara digital melalui sosial media.Metode virtual untuk memastikan masyarakat tetap dapat mengakses museum selama pandemi virus Korona dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Museum berkomitmen untuk selalu menjadi lebih baik dengan terus melakukan inovasi agar selalu sesuai dengan perkembangan zaman,” jelas Plt. Universitas Trisakti (Usakti), Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, Selasa, (12/5).

Ghufron menyampaikan, ke depan Museum Reformasi 12 Mei 1998 akan menambah tenaga kurator sesuai dengan Peraturan Pemerintah no. 66 tahun 2015. Museum juga akan dikembangkan menjadi e-museum dengan menambah berbagai koleksinya, baik koleksi para pahlawan reformasi maupun bukti sejarah lainnya tentang pendirian Universitas Trisakti yang didirikan oleh Presiden pertama RI, Soekarno.

Untuk mengenang gugurnya empat mahasiswa Trisakti, Usakti mendirikan museum dengan nama Museum Reformasi 12 Mei 1998. Museum ini menyimpan berbagai koleksi terkait tragedi 12 Mei 1998.

Sejarah Museum Reformasi

Seperti diketahui, tepat hari ini 12 Mei 1998 atau 22 tahun lalu merupakan momen bersejarah bagi Indonesia dan khususnya bagi para mahasiswa. Dikenal dengan Tragedi 12 Mei 1998, para mahasiswa menjadi garda terdepan termasuk mahasiswa Universitas Trisakti (Usakti) mendesak adanya reformasi di Indonesia.

Peristiwa ini diawali dengan krisis moneter yang terjadi di bulan Juli 1997. Kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi dan politik.

Krisis tersebut berimbas kepada munculnya tuntutan Reformasi di segala bidang. Saat itu mahasiswa yang paling depan mendesak adanya Reformasi dengan menggelar aksi demo.

Baca Juga : Lasem Kota Pusaka Dunia, Mulai Dilirik Berbagai Peneliti Sejarah

Ghufron menuturkan kembali kronologi aksi mahasiswa Usakti kala itu. Diawali pada 23 Maret 1998 hingga akhirnya mencapai puncaknya pada tanggal 12 Mei 1998.

Ia menuturkan, pada pukul 10.00 WIB pagi, tanggal 12 Mei 1998, ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan karyawan memadati area parkir di depan gedung M atau Gedung Syarif Thayeb, untuk mengikuti aksi mimbar bebas. Aksi mimbar bebas ini diisi orasi oleh dosen, mahasiswa dan alumni.

“(Ketika akan bubar, terdengar suara tembakan dari belakang)Para peserta aksi berhamburan berlari menyelamatkan diri dan menyebabkan beberapa orang terluka baik mahasiswa maupun masyarakat umum dan suasana menjadi chaos,” terangnya.

Hingga pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB, diketahui terjadi penembakan dengan peluru tajam di dalam kampus Usakti terhadap beberapa mahasiswa Usakti. Penembakan ini menyebabkan empat orang mahasiswa Usakti gugur, yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie.(afr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *