Urine Astronot Diubah Jadi Makanan Bernutrisi Tinggi

Milenianews.com – Dalam upaya mendukung misi luar angkasa jangka panjang, para ilmuwan kini tengah mengembangkan teknologi revolusioner yang memungkinkan astronot memproduksi makanan dari bahan yang sangat tidak terduga, yaitu urine mereka sendiri. Gagasan ini bukan sekadar fiksi ilmiah, tetapi penelitian nyata yang sedang dilakukan oleh lembaga antariksa dan perusahaan teknologi pangan dunia.

Melansir dari European Space Agency (ESA) dan perusahaan bioteknologi asal Finlandia, Solar Foods, proyek ini berfokus pada pengembangan protein berbasis mikroba yang dinamakan Solein. Protein tersebut dihasilkan melalui proses fermentasi gas yang menggunakan udara, hidrogen, karbon dioksida, dan urea, senyawa yang ditemukan dalam urine manusia sebagai sumber nitrogen.

Baca juga: 4 Struktur Buatan Manusia yang Bisa Disaksikan Astronot dari Luar Angkasa

Proyek ESA dan Solar Foods: Dari Limbah Jadi Nutrisi

Teknologi ini akan diuji dalam misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melalui proyek bernama HOBI-WAN (Hydrogen Oxidizing Bacteria in Weightlessness as a source of Nutrition). Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem produksi makanan yang mandiri (self-sustaining food system) selama misi eksplorasi jangka panjang ke Bulan, Mars, dan wilayah luar orbit Bumi.

Solein sendiri berbentuk bubuk berwarna kuning pucat dengan kandungan protein tinggi yang dapat dijadikan bahan makanan seperti roti, pasta, hingga daging sintetis. Dalam pengembangannya, sistem ini tidak membutuhkan tanah, sinar matahari, atau air dalam jumlah besar menjadikannya solusi ideal untuk lingkungan ekstrem seperti ruang angkasa.

Baca juga: Astronom Temukan Planet Y, Calon Planet Kesembilan di Tata Surya

Mengapa Teknologi Ini Penting

Pengiriman bahan makanan dari Bumi ke luar angkasa membutuhkan biaya yang sangat besar dan logistik yang rumit. Karena itu, menciptakan makanan langsung di luar angkasa menjadi langkah penting untuk menjaga kemandirian astronot.

Selain efisiensi, teknologi ini juga membantu mengurangi limbah karena urine astronot dapat didaur ulang menjadi sumber nitrogen bagi mikroba penghasil protein. Dengan begitu, sistem ini menciptakan loop tertutup, di mana setiap limbah bisa dimanfaatkan kembali untuk mendukung kehidupan di luar angkasa.

Tantangan yang Masih Dihadapi

Meski potensinya besar, masih ada sejumlah tantangan teknis dan psikologis. Salah satunya adalah memastikan proses fermentasi dapat berjalan optimal dalam kondisi microgravity (gravitasi mikro) di ISS. Selain itu, rasa, tekstur, serta penerimaan manusia terhadap makanan berbahan dasar limbah tubuh masih perlu diteliti lebih lanjut.

Namun, para ilmuwan optimistis bahwa teknologi ini akan menjadi tonggak penting bagi eksplorasi manusia ke planet lain sekaligus solusi pangan berkelanjutan di Bumi.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *