Oleh Hadi Suroso
Ini bukan perkara siapa yang akhirnya memilih untuk lebih dulu pergi. Aku yakin dengan ikrar yang dulu kita teguhkan dalam janji. Namun aku juga percaya bahwa, waktulah yang akan menguji setiap apapun ikatan, bahkan untuk sebaik-baiknya suatu hubungan.
Tak ada yang perlu aku sesalkan. Tak perlu juga aku berlarut-larut meratapi kesedihan. Menetap atau pergi adalah pilihan_yang tentunya juga telah melewati panjangnya pertimbangan. Aku menghargai keputusanmu. Jika semua ini harus berakhir, biarlah itu menjadi keputusan terbaik yang memang harus terjadi. Buat apa terus bertahan jika kita sudah tidak lagi sejalan. Aku pikir baiknya seperti itu.
Aku bisa mengerti. Kita juga sama- sama sadari, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Niscaya semua berubah. Satu-satunya yang kekal adalah perubahan itu sendiri. Begitulah hakikatnya. Seperti yang terjadi pada kita, satu contoh nyata dari hukum semesta ini. Tidak apa-apa, aku petik hikmahnya saja. Yang telah dipertemukan tidak selalu untuk dipersatukan. Yang telah dipersatukan juga tidak selalu untuk di kekalkan.
Jika selama ini kita mampu menjaga, mungkin memang kisah kitanya yang belum selesai. Belum tiba waktunya untuk usai. Namun kini… semua itu telah mencapai titik penutup kalimat terakhir sebagai tanda selesai.
Soal hati…, tidak perlu kamu tanya lagi. Kamulah orang yang pernah membuatku jadi menutup hati untuk yang lain. Kamulah orang yang pernah menjadi jawaban dari do’a-do’aku tentang masa depan. Bahkan hingga detik ini, kamulah satu-satunya yang masih menghiasi setiap sudut ruang hatiku. Satu kenyataan yang tak bisa ku pungkiri yang mungkin tak berarti lagi bagimu.
Tapi sudahlah…
Kisah kita telah berakhir di sini
Biarlah waktu yang akan menuntun untuk selanjutnya. Meluruhkan rasa yang terlanjur kuat melekat di sekujur hati memang tidak mudah. Lebih lagi kisah kita lebih banyak bertabur keindahan. Menjadi sangat sulit bagiku untuk melupakan. Kenangan denganmu sungguh mendalam.
Pada akhirnya aku memahami. Apapun itu…yang memang bukan menjadi milik kita, maka ia akan lepas, meski sekuat-kuatnya kita memegang erat. Pun sebaliknya, jika memang ditakdirkan menjadi milik kita, sesulit apapun keadaannya, akan selalu ada jalan untuk bisa kita miliki.
Ku akui begitu beratnya perpisahan ini. Betapa runyamnya suasana hati merasakan perihnya. Namun aku akan tetap tegar untuk menerimanya.
Dari sini aku belajar untuk melepaskan. Dengan ini aku belajar untuk merelakan. Dan aku tetap percaya…selalu ada kebahagian di depan sana yang sedang menunggu, meski kisahnya mungkin tak lagi denganmu.
Bogor, 14052025
Hd’s
Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari mengasah jiwa dan menggali hikmah.