Puisi  

Palestina dan Indonesia

Arsiya Oganara. (Foto: Istimewa)

Puisi Esai karya Arsiya Oganara

Kala itu, enam September seribu sembilan ratus empat puluh empat. Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin al-Husaini.

Setahun sebelum Indonesia Merdeka, ketika Perang Dunia Kedua.  Amin Al Husaini mengorbankan kebebasan dirinya dari bahaya imperialis Inggris dan Zionis

Imperialis memaksakan kehendak, menghunjam kekuasaan di jantung Palestina, al-Quds kota suci.

 

Langit Jerman berseri takkala radio Belin berbahasa Arab menggemakan dukungan kemerdekaan Indonesia.

Dedaunan berguguran, suara lantang Amin al Husaini menggetarkan naluri kemerdekaan dunia. Keberanian menghangatkan suasana dingin saat suara kemerdekaan mengangkasa.

Amin al Husaini pertama dan utama menyuarakan dukungan kemerdekaan Indonesia pun ditengah ancaman keselamatan dirinya.

 

Tak lupa, saudagar kaya Palestina, Muhammad Ali Taher menyatakan kesediaannya tuk dedikasikan harta guna dukung perjuangan Indonesia.

Palestina dan Indonesia bersama sejak dahulu. Derita Palestina bukan duka agama. Perjuangan Palestina suara hati manusia, naluri moral dunia.

 

Delapan puluh tahun kemerdekaan, Indonesia tetap bersama Palestina. Tebar bantuan kemanusiaan darat dan udara.

Warna hijau payung-payung menghiasi langit Gaza bersama tujuh belas koma delapan ton bantuan itu. Empat puluh lima ton tahap pertama. 1

Simbol angka bersejarah tujuh belas Agustus seribu sembilan ratus empat puluh lima.

 

Delapan ratus ton total bantuan Baznas cerminan hablumminannaas. Setitik bantuan akan terus mengalir layaknya hembusan nafas.

Setiap hembusan nafas akan menjadi semangat perlawanan dan perjuangan menuju kemerdekaan Palestina.

Tambah batuan seribu dus makanan instan Kementrian Pertahanan Rebublik Indonesia. Solidaritas Indonesia terhadap bangsa Palestina.

 

Warga negara Indonesia tak pernah lelah menyuarakan kemerdekaan Palestina. Aksi kemanusiaan mengguncang dunia.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza, sandang pangan, demonstrasi, dan diskusi digaungkan hingga kini.

Empati, sekecil apa pun, memiliki arti besar bagi mereka yang sedang berjuang di Gaza. Setiakawan rakyat Indonesia menghadirkan harapan baru bagi Palestina.

 

Persahabatan Palestina dan Indonesia, dulu, kini hingga akhir hayat nanti.

Palestina Merdeka!

Indonesia Jaya!

 

Bandar Lampung, 19 Agustus 2025

https://tni.mil.id/view-258360-berbagi-makna-kemerdekaan-tni-tebar-bantuan-kemanusiaan-di-langit-gaza.html

“Langit Gaza dihiasi payung-payung parasut yang membawa paket bantuan kemanusiaan seberat 17,8 ton. Bantuan kemanusiaan yang dibawa mencapai total sekitar 800 ton, dengan tahap awal dropping minimal ±45 ton logistik langsung ke Jalur Gaza. Bantuan tersebut meliputi bahan makanan pokok, makanan siap saji, serta sembako dari BAZNAS. Ditambah 1.000 dus makanan instan dari Kementerian Pertahanan RI. Jumlah bantuan ini mencerminkan angka bersejarah 17-8-45 sekaligus menjadi simbol kemerdekaan Indonesia yang ke-80.”

Catatan kaki:

1)        tni.mil.id

 

*Profil Penulis:  

Arsiya Heni Puspita – Arsiya Oganara adalah nama penanya. Lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi dengan hobi membaca dan travelling.

Hobi ini pula yang mengantarkannya menjadi professional Journalist yang sudah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan dinyatakan Kompeten.

Juga Professional Tourist Guide dan Professional Tour Leader, Licensed and Certified dari Disparekraf DKI Jakarta dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Indonesia.

Saat ini mulai merambah ke dunia sastra dan kegemarannya menulis tersalurkan dengan menulis cerpen, puisi, puisi esai, dan lainnya.

Arsiya Oganara sangat senang bertemu dengan orang baru, persahabatan bisa dilakukan melalui medsosnya. FB: Arsiya Heny Puspita. IG: arsiyahenyhdl. Email: hennyarsiya@gmail.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *