Berawal dari sebuah kisah temu,
Kudapati sosok pengusir jemu,
Semoga tak hanya sekedar bertamu,
Merdu suara itu bagiku syahdu..
debar jantung dan sengal nafasku beradu,
kesan awal mungkin selalu begitu,
Tawa renyah itu tak ingin enyah,
Berputar-putar diotak dan mengaduk-ngaduk perasaan.
Mungkin aku hanya penasaran..
Tidak, kurasa aku sudah terpikat
Manis senyum itu terus melekat,
Kadar Rasa dalam penasaran semakin pekat..
Ku mohon jangan lagi ada sekat..
Bagaimana ini tuhan?
Gejolak rasa tak bisa kutahan,
Inginku tak hanya sebatas angan,
Ku mau dia jadi takdir garis tangan..
Kala Pagi ku ingin dia lagi, lagi dan lagi
Saat siang dialah harapan menanti petang,
Ketika petang, Aku menunggunya hadir dimimpi malam..
Bagaimana ini tuhan?
Dia sungguh menguji iman,
Permintaan hati sangat sulit kuredam,
Jangan biarkan Kobar hasrat ini padam..
Binar mata itu begitu bersinar,
Rekah senyum itu membuat rasa berayun-ayun,
Asik nikmati semilir angin menyegarkan,
Sehingga lupa pada kisah kenyataan..
Bagaimana ini tuhan?
Aku bagai kehilangan akal sehat,
Memikirkannya tak lantas membuatku penat,
Hati juga enggan menghampiri rehat..
Sosok bersahaja itu ku mau untukku saja,
Ku mau dia menemaniku menikmati tiap senja.