Oleh: TeHera
Rembulan indah menyapa tatkala hati gundah-gulana dan air mata bergelayut di pelupuk mata. Di manakah engkau wahai belahan jiwa? Rindu ini telah bertahta. Wahai Sang Maha Pencipta indahnya rembulan itu mengingatkanku akan kekasih yang Kau anugerahkan dalam hidupku yang penuh makna.
Rembulan di Pantai Karang Tirta ketika kisah perjalanan tertata indah. Perkemahan tepi pantai dihiasi desiran angin bertaut gelombang malam. Api unggun yang meliuk indah, diiringi suara gitar melagukan harmoni nada dalam senandung kisah “Pergi Untuk Kembali”.
Denting dawai yang kau mainkan dengan jari jemarimu mengalun merdu bersama alam nan indah ciptaanNya. Senandung lagu kunyanyikan menemani indah petikan gitarmu itu. Syahdu….. “Selamat tinggal kasih sampai kita jumpa lagi” Itulah sebaris kalimat yang kukenang hingga kini.
Setiap kita akan berpisah, sepenggal harapan yang selalu kita panjatkan, asa untuk dapat berjumpa. Bersatu dalam indahnya cinta karena-Nya.
Kini…..ucapan selamat tinggal itu terjalin indah dalam untaian kata ikhlas dan sabar. Sampai jumpa wahai kekasih, sampai jumpa di keabadian.
Hatiku dan hatimu selalu menyatu dalam untaian do’a terindahku. Dengan izin-Nya kita ditakdirkan bersama.
Titip dia wahai Tuhanku, peluklah dalam dekap hangatMu. Bagai kenangan indah itu, Karang Tirta dalam dekapan Rembulan malam.
Dulu….kini….dan nanti tetap mengalir do’a dan harapan di sela-sela rinduku….selalu.