Oleh: Dea Affriyanti
Ribuan tikus yang bukan sekadar faktitus
Menyergap mahkota rakyat dengan segala jurus
Melampaui batas jenius
Dan tipu daya yang tak lagi berpedoman pada konsensus
Permata hitam yang diraup oleh para gorilya
Golongan ternama yang berlagak menjadi si paling adidaya
Ditengah kerumunan semut yang saling percaya
Tak segan meredakan kebiasaan berfoya-foya
Sungkan tersadar untuk kesalahan yang kian gentar
Begitulah orang bergelar yang didefinisikan masih lapar
Gaya berkecukupan, adab bak busung lapar
Lupa berkabar pada rakyat yang terus bersabar
Melihat gedung tinggi di pedesaan
Membuat pertanyaan semakin tak terelakkan
Melihat megahnya mobil di lahan
Membuat khawatir posisi jabatan
Perkataannya seolah sosok hewani
Yang memerdukan seuntai barisan harmoni
Miskin sekali tonggak keadilan negeri ini
Membiarkan hama bernilai bak karya seni
Lupakah akan hak rakyat yang dianggapnya samar?
Padahal jeritan kelaparan tak lagi dapat ditakar
Jika moral bersih kukuh seperti aroma dipasar
Biarkanlah sejuta harapan rakyat terus berkobar diiringi sulutan amarah yang terbakar