Mengenalkan Kebudayaan Lampung kepada Masyarakat Luas

Judul: Menelisik Lampung, Antologi Karya Sastra 60 Penulis Lampung

Penulis: Salwa Pramesti Maharani Dkk

Penerbit: Perpurnas Press

Cetakan: Pertama Juni 2025

Tebal buku: xxi + 349 Halaman

Milenianews.com, Ngobrolin Buku – Buku Menelisik Lampung, Antologi Karya Sastra 60 Penulis Lampung merupakan Bunga Rampai 60 tulisan berbasis konten budaya lokal Lampung yang memuat puisi, esai dan cerpen.

Arsiya Heni Puspita dengan nama pena Arsiya Oganara memilih esai dengan judul Sudut Pandang Gen Z dan Tari Sigeh Pengunten. Esai ini terdapat pada halaman 161 – 164.

Menurut Ansori Djausal selaku budayawan, agar Gen Z lebih menyukai adat dan budaya Lampung terutama Tari Sigeh Pengunten maka generasi muda selalu dilibatkan dalam acara-acara terutama dalam mengisi kegiatan seni budaya di lingkungannya.

Peran serta bagi semua pemangku kepentingan dalam rangka melestarikan Tari Sigeh Pengunten sangat diperlukan. Mulai memperkenalkan melalui kegiatan di sekolah-sekolah sejak TK dan SD. (Halaman161)

Informasi dari Kemas Abdul Helmi selaku koordinator Pasar Kreatif dan Seni (Paksi) PKOR Way Halim, tarian ini berpijak dari nilai budaya dengan ragam, komposisi, ruang, dan level musik yang sangat menarik.

Mulai diajarkan dari tingkat TK, SD, SMP, dan sanggar-sanggar tari. Ditarikan dalam acara seminar, perpisahan, dan kegiatan pemerintah. (Halaman 162).

Berdasarkan pendapat dari Junardi selaku pelatih tari tradisional Lampung, Tari Sigeh Penguten saat ini mengalami perkembangan dan tetap dilestarikan oleh masyarakat Lampung sebagai bagian penting dari identitas budaya Lampung. (Halaman 163).

Segala sesuatu menjadi mudah jika dilakukan dengan senang hati. Hal ini dialami Maura Melodia Ibanezty selaku penari tarian trasional Lampung dan tarian modern serta siswi Kelas XII Jurusan Seni Tari di SMKN 10 Bandung.

Sebagai penari dan Gen Z, Maura sangat menyukai Tari Sigeh Pengunten karena tarian ini memiliki nilai filosofi dan sering ditampilkan dalam acara berskala besar. (Halaman 163)

Riski Sofyan selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Lampung pada Kata Pengantar menyatakan, budaya lokal adalah kekayaan yang tak ternilai harganya. Ia berperan dalam membentuk identitas bangsa serta memperkaya kehidupan masyarakat.

Menurutnya, pelestarian budaya lokal, khususnya budaya Lampung, menjadi tanggung jawab  bersama seluruh masyarakat Lampung.

“Buku Menelisik Lampung adalah salah satu dari banyak cara kita dalam mengenalkan kebudayaan Lampung kepada masyarakat luas. Buku ini menghimpun 60 penulis Lampung, baik yang telah lama malang melintang di dunia kepenulisan maupun pendatang baru,” ujarnya.

Ia melanjutkan, mereka menelisik berbagai aspek budaya lokal, mulai dari adat, seni, hingga perkawinan, tentu dari perspektif masing-masing penulis, tutupnya.

Penulis: Arsiya Oganara, Cerpenis dan Penyair

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *