Memori Secangkir Kopi

Memori secangkir kopi

Terdengar sebuah suara mendesah, “Ahhhhh…….” teringat aku akan seseorang yang sangat penyayang. Secangkir kopi panas yang selalu kubuatkan untuknya. Kisah kenangan indah bersamanya, di kala suka maupun duka. Terucap kata mesra darinya, “Terima kasih sayang, untuk kopi nikmat yang kau buat.” Sambil mencium tanganku dengan penuh makna.

Seringkali ia menatap tajam sembari menorehkan senyuman indah di bibirnya yang hangat. Semua membuatku terpana dan bertambah sayang padanya.  Ia adalah sosok ayah yang sangat perhatian dan wibawa. Disiplin dan tanggung jawab ia ajarkan kepada kami dengan teladan di kesehariannya. Rajin dan ikhlas ayah torehkan dalam hidupnya hingga Allah memanggilnya.

Allah begitu menyayanginya, begitu mencintainya. Kami sayang padanya, namun Allah Sang  Pemiliknya lebih sayang kepadanya. Do’a terindah untuk ayah, bahagialah di sana, ditemani orang-orang pilihan-Nya.

Tunggu mama sayang, tunggulah di keabadian. Keabadian cinta kita.

Hari demi hari kulalui semenjak kau pergi, berat rasa hati ini tiada yang menemani. Kuingin melepas lelah, kuingin bersandar di bahumu yang kekar itu namun kini ku tak mampu. Tetes air mata rindu selalu mengalir tanpa tahu kapan kan berakhir. Lidah pun kelu seakan tak kuasa lagi berucap setiap baris kata yang menjadi cerita kita. Tiada lagi canda tawa yang membuatku bahagia, kapan dan kapan lagi tawa itu ada.

Kaki ini harus kuat berdiri, berjalan menapaki hari-hari tanpamu wahai kekasih. Jiwa ini harus kuat untuk melanjutkan amanahmu mendidik anak-anak kita agar mereka menjadi manusia kuat, sabar dan ikhlas. Kepergianmu begitu cepat, namun takdir Allah tentu itulah yang terbaik untuk kita.

Kuyakin, bersama kesulitan ada kemudahan. Allah tidak akan memberi ujian di luar kemampuan kita. Kuyakin, aku mampu menghadapinya. Kuatkan aku ya Allah, kuatkan kami ya Allah.

Biarlah semua kenangan indah bersamamu, menjadi coretan sejarah yang penuh hikmah untuk anak cucu. Kebaikanmu adalah segalanya, kasih sayangmu adalah penjaganya. Masa depan adalah harapan, semoga kita dipertemukan. Masa depan yang indah mewangi laksana semerbak secangkir kopi yang setia menemani.

Penulis: TeHera

Tjutju Herawati. Panggilan akrabnya Ibu Hera. Aktivitas keseharian berkiprah di dunia pendidikan anak usia dini dan parenting terutama yang berkaitan dengan tahapan perkembangan anak. Menjadi guru TK sejak tahun 1991 dan menekuni model pembelajaran BCCT sejak tahun 1996 hingga saat ini. Pelatihan langsung didapatkan dari Dr. Pamela C. Phelps di Creative Preschool Tallahasse-Florida.  Mulai menulis sejak pertengahan tahun 2021 berupa: cerita anak, cerita pendek, dan puisi yang bertajuk kisah kehidupan dan pengalaman selama mengajar.  Jejak pena mengukir indah sejarah kehidupan, menebar hikmah dan manfaat bagi sesama.  Semoga dapat menginspirasi dan penuh keberkahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *