Oleh : Putri Pelangi
Ketika kau hendak terbang tinggi pastilah kau butuhkan sayap itu untuk terbang. Meski kau bukan seekor burung tapi kau miliki tekad yang dapat kau jadikan sayap untuk terbang tinggi mencapai sesuatu yang kau impikan.
Cinta dan cita-cita adalah sebuah angan yang dapat kau raih, sebagai sebuah mimpi masa depan, dan untuk mencapainya terkadang kau harus menaiki anak tangga, anak tangga proses pencapaian itu. Juga terkadang kau harus mampu terbang setinggi elang di angkasa untuk meraihnya, itulah kesungguhan tekad dalam meraih mimpi.
Namun ketika semakin tinggi kau menaiki tangga tentu dalam proses sesungguhnya terkadang letih itu menghampirimu dan mengajakmu untuk rehat. Maka semakin tinggi kau terbang mencapai awan, semakin kencang pula hembusan angin akan kau rasa.
Dan di saat itulah kau akan mulai mempertaruhkan kembali tekad dengan kesungguhanmu. Keyakinanmu akan sesuatu dipertaruhkan saat lelah itu mulai menghampirimu, saat ujian itu diberikan, maka mampukah kau melewatinya atau benarkah kau dengan kesungguhanmu.
Kau mampu terbang setinggi elang karena sayap mu yang tak pernah patah, niatmu yang kuat akan membawa sayapmu mampu terbang setinggi apapun. Dan pencapaian yang menakjubkan setiap mata yang memandang kehebatanmu dalam pencapaian sukses yang kau raih….
Penantian yang tak pernah salah
Lagi-lagi terpaksa aku tuliskan satu kata yang dapat membuat hidup seindah pelangi. Warna warni indah terhias diantara celah awan putih, terbias menjadi indah oleh sinar sang mentari yang tengah memberi senyum pada bumi. Pangeran hujan yang tak pernah lelah sebagai penghilang dahaga, tiap titik air suci dari Sang Pencipta, begitu ikhlas terjatuh menembus apa pun bahkan tiap titik sentuhannya membuat kesejukan, pelepas dahaga kesunyian dalam gersang panas mentari yang mulai lelah.
Senyum indah pelangi terpancar cantik dalam sosok putri malu yang anggun menjaga hatinya dan kesucian cinta pada Sang PenciptaNya. Meski terkadang rayu sepi malam dingin, terbisik mengusik sunyi, namun dia cukup tegar menjaga hijab hatinya. Meski dia tercipta sebagai pelengkap keanggunan sang putri pelangi, namun cinta lembut yang begitu putih telah mengajarkan dia menjadi sosok terbaik tanpa sentuhan keangkuhan, emosi jiwa yang membakar kalbu tak pernah mampu menyentuh hati yang begitu indah dan sejuk bagai embun, lembut dalam pancaran Sang Pencipta cinta itu sendiri.
Rintik hujan telah mengajarkan dia begitu setia pada waktu, menghargai sebuah proses yang telah terskenario dengan baik dalam lembar dialog suci Sang Pencipta. Putri pelangi yang selalu setia pada Hujan, meski terkadang titik-titik air suci itu menjadi tetesan air yang menggenang, meluap begitu besar bak ombak samudara, tapi Putri pelangi selalu yakin bahwa apa yang telah dibawa dalam tiap tetesan air itu adalah keberkahan Sang Maha Pemilik Kehendak, maka ia pun tak pernah lelah memberi senyum dalam sinar indah cinta yang terpancar cantik tiap kali setelah Sang Hujan turun.
Cinta yang begitu indah terbalut dalam kesucian hati. Yang hanya akan terucap ketika waktu telah berpihak padanya. Meski terkadang kelu lidah menahan tutur lembut merayu hati tuk berbisik “aku rindu” namun tersadar bahwa semua telah miliki cerita indahnya sendiri. Maka dia pun akan selalu setia pada waktu, karena takdir telah mengajarkan dia memaknai semua, menjadi sebuah keindahan dalam satu pancaran indah lembut warna warni setelah dingin menerpa kulit ari.
Untuk itu ku tinggalkan cinta untuk cinta yang lebih suci, karena tiap lukisan waktu pasti punya makna arti yang berbeda dan itu telah tergambar dalam sandiwara Sang Pencipta, Dia pun tak mungkin salah memberi skenario terbaik dan akan berakhir indah pada waktunya.
Untuk Pangeran hujan. Putri pelangi nya tengah menunggu di batasan waktu menyambut dengan senyum terindahnya karena penantian yang tak pernah salah dan sebuah pilihan peran yang tak mungkin tertukar. Dan satu keyakinan bahwa Pangeran Hujan akan membawanya pada sebuah keabadian surga yang indah.