Milenianews.com, Bogor– SMP-SMA IT Dinamika Umat, Telaga Kahuripan, Bogor, Jawa Barat, menggelar Big Performance, Sabtu (22/2/2025). Acara yang dipusatkan di panggung utama SIT Dinamika Umat, dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB, ini berlangsung semarak.
Seluruh murid menampilkan kreativitasnya dari mulai tarian, tarik suara sampai seni peran. Acara yang paling dinanti adalah persembahan drama teatrikal refleksi kisah perjuangan Tuan Guru Dr H. Hasan Basri Tanjung, MA., pendiri dan juga ketua Yayasan Dinamika Umat (YDU) yang memiliki motto “Model Sekolah Bersih Tanpa Cleaning Service”.
Tahun ini, pagelaran seni budaya mengangkat tajuk “Membaca Sejarah Mengukir Masa Depan” dipandu MC Kesti Firza Octavia dari kelas XII dan Nasya Asyifa Risdiananda, murid kelas XI. Seluruh murid baik SMP maupun SMA IT Dinamika Umat mengenakan pakaian adat dari daerah di Indonesia sesuai dengan asal tarian yang mereka tampilkan.
Tampak hadir Ketua YDU, Dr. H. Hasan Basri Tanjung, MA.; Direktur Pendidikan dan Sumber Daya Insani YDU, Dr. Hj. Fatimah Sururi Hasan, M.Pd.I; Sekretaris yayasan Difa Mahya Zahara Tanjung, MA.; Pembina Asrama, Haji Ismail Tanjung; Kepala SD IT DU, Asep Kusnadi, M.Pd.I.; Kepala SMP IT- SMA IT DU, Ustadz Lukmanudin Adiguna, S.Pd.I, M.Pd.; Kepala TK IT DU, Rifta Nindia, S.Pd.; para koordinator, dewan guru, staf dan karyawan SIT DU, pengurus Komite SMP-SMA IT Dinamika Umat, orang tua murid SMP-SMA IT Dinamika Umat serta seluruh murid.
Kepala SMP-SMA IT Dinamika Umat Ustadz Lukmanudin Adiguna, S.Pd.I, M.Pd., mengatakan acara tahun ini sangat spesial karena salah satu rangkaian acara menampilkan drama teatrikal yang diambil dari kisah perjalanan hidup ketua YDU.
”Drama ini untuk menapaktilasi perjuangan tuan guru Dr. H. Hasan Basri Tanjung, MA.. Diharapkan seluruh murid dan guru bisa mengambil pelajaran dari kisah perjalanan hidup beliau dan bisa merefleksikannya dengan baik,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Ahad, (23/2/2025).
Lebih lanjut, Ustadz Lukman menjelaskan Big Performance ini digelar karena sebelumnya sudah dilaksanakan performance yang lebih kecil dari hari ini. ”Kenapa Big Performance? Karena sudah dilaksanakan performance yang lebih kecil dari hari ini yang sudah kita laksanakan,” katanya.
Dinamika Umat, sambung pria kelahiran Bogor 43 tahun silam ini mengembangkan empat aspek pendidikan yakni konatif, afektif, kognitif dan psikomotorik. ”Insya Allah hari ini salah satu aspeknya yaitu psikomotorik kami kemas sedemikian rupa dengan drama teatrikal refleksi perjuangan hidup Tuan Guru Hasan Basri Tanjung. Mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran karena perjuangan cukup berat dari sebuah desa terpencil di Patihe, Sumatera Utara, seorang anak yatim yang miskin sampai bisa mengembangkan Bukit Dinamika Umat yang kita saksikan sekarang,” paparnya.
”Hari ini refleksi perjuangan beliau. Mudah mudahan anak-anak yang berperan sebagai tokoh bisa mengambil pelajaran. Bukan hanya sekadar drama tetapi bisa menjadi inspirasi untuk sukses di masa depan,” ujar Lukman.
Cuaca yang sejak pagi mendung tak menyurutkan orang tua untuk menyaksikan acara dari awal hingga akhir. Penampilan Hadroh yang dibawakan murid SIT DU mengawali kegiatan.
Scene pertama drama teatrikal mengisahkan masa anak-anak HB Tanjung dan sang kakak, Ismail. Dilanjutkan dengan fashion show Kontum Nusantara mulai dari kepala sekolah, dewan guru dan seluruh murid. Tari Nirmala (kelas VIII), Tari Jaranan (kelas VII), dan Teatrikal Bhineka Tunggal Ika menutup bagian pertama.
Memasuki scene kedua menceritakan HB Tanjung masuk Madrasah Tsanawiyah. Lagu Harta Berharga yang dinyanyikan oleh Fatimah, kelas X, menutup bagian kedua.
Scene ketiga mengisahkan masa remaja HB Tanjung disambung Tari Sinanggar Tulo (kelas VIII), Tari Palanggaran (kelas VII), Teatrikal Upin Upin (kelas X dan IX), Tari Bali (kelas IX), dan Tari Ilir-Ilir (kelas VII).
Baca Juga : Latih Entrepreneur Sejak Dini, SD IT Dinamika Umat Gelar Business Day
Scene keempat menceritakan HB Tanjung merantau ke Jakarta dan kuliah sambil menjadi marbot masjid. Pada bagian ini menampilkan Boy Band dari murid SMA (kelas XI dan XII).
Scene kelima perjuangan masuk ke IAIN Jakarta dan bertemu calon pendamping hidup. Pada bagian ini ditampilkan juga modern dance (kelas XII, kelas XI dan X putri).
Scene keenam mulai dari kisah primadona kampus, lulus kuliah, melamar pujaan hati sampai ibunda tercinta meninggal dunia. Boy Band membawakan lagu Ibu.
Scene ketujuh mulai dari pindah rumah dari Ciputat ke Kayu Manis, Bogor, sebelum menetap di Candraloka Telaga Kahuripan, membangun masjid dan mendirikan yayasan. Pada bagian ini ditampilkan Tari Aceh, Tari Bujang Gadis Palembang,Tari Berantai, Tari Kewer kewer, dan Tari Modern Arab.
Drama ditutup dengan menyanyikan Mars Dinamika Umat dan persembahan kelas IX Tarian Nusantara sekaligus penyerahan penghargaan kepada HB Tanjung, Bu Fatimah, dan Haji Ismail.
Dr.H.Hasan Basri Tanjung menyampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini. ”Pertama sekali kami ucapkan terima kasih kepada kepala sekolah dan guru yang sudah menyiapkan acaranya sampai malam. Kedua kepada seluruh murid yang sudah tampil luar biasa,”katanya.
Baca Juga : SMP IT Dinamika Umat Raih Sekolah Adiwiyata
Setiap penggal cerita masa lalu, kata Pak Tanjung — begitu sapaan akrabnya — memang berkesan dan banyak air mata berlinang. ”Terima kasih kepada penulis skenario karena saya sendiri tidak tahu acara sampai semacam ini. Makanya ini adalah surprise buat saya,” tuturnya.
Ia mengaku bahwa perjalanan hidupnya penuh dengan linangan air mata. ”Kami melaluinya dengan air mata. Sekarang melihatnya dengan senyum. Harapan saya, sepercik dan secercah kisah itu jadi inspirasi buat anak-anak kita,” ujarnya penuh harap.