Rayakan Milad Ke-16, Ponpes Sa’id Yusuf  Parungbingung  Umrahkan Guru

Pimpinan Ponpes Sa’id Yusuf, Dr. KH. Saroni NA., SAg, MPd memberikan kata sambutan dalam rangka milad (ulang tahun) ke-16 Ponpes Sa’id Yusuf.

Milenianews.com, Depok—Pondok Pesantren (Ponpes)  Sa’id Yusuf merayakan hari ulang tahun (milad) ke-16, Sabtu (26/8/2023). Kegiatan yang mengusung tema “Menjadi santri yang cerdas intelektual, emosional dan spiritual itu diadakan di Halaman   Ponpes Sa’id Yusuf, Jl Duren, Kampung Parungbingung, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Acara itu dihadiri oleh para wali santri dan tokoh Masyarakat, termasuk anggota DPRD Kota Depok.

Selain diisi tausiyah oleh KH  Jaka Swara, pada kesempatan tersebut Yayasan Sa’id Yusuf memberikan hadiah umrah gratis kepada dua orang guru dan satu orang pengurus Yayasan Sa’id Yusuf. “Mereka adalah Kepala Sekolah Raudhatul Athfal Siti Jaleha, guru SDIT Nuriah, dan pengurus Yayasan Said Yusuf Habibah,” kata Pendiri dan Pimpinan Ponpes Sa’id Yusuf, Dr. KH. Saroni NA., SAg, MPd..

Pelaksanaan umrah itu bekerja sama dengan Nasiah Travel. Dr. Saroni merupakan pembimbing travel tersebut. “Pemberian hadiah umrah gratis  ini merupakan apresiasi Yayasan Sa’id Yusuf atas dedikasi mereka,” ujarnya kepada  Milenianews.com.

Dua orang guru dan satu orang pengurus Yayasan Sa’id Yusuf mendapatkan hadiah umrah gratis.

Pada kesempatan tersebut, Ponpes Sa’id Yusuf  juga memberikan  hadiah kepada para santri yang berhasil menjuarai sejumlah perlombaan dalam rangka menyambut milad ke-16 Ponpes Sa’id  Yusuf.  “Lomba itu mencakup lomba  adzan, musyaril Quran dan membaca kitab,” kata Ustadz Saroni.

Saat ini Ponpes Sa’id Yusuf mengelola empat jenjang pendidikan. Yakni, TK, SDIT, SMPIT dan Aliyah. “Insya Allah tahun depan kami akan membuka SMK,” tuturya.

Sebagian siswa bersekolah full day (pulang  hari), sebagian besar lainnya muqim (nyantri). “Sebetulnya antara yang mondok dan pulang hari perbedaannya sedikit. Mereka yang mondok itu memperdalam ilmu alat. Jadi, kami tidak membedakan yang pulang hari maupun mondok. Mereka semua santri Sa’id Yusuf,” ujarnya.

Ia menjelaskan, mereka yang pulang hari maupun mondok mendapatkan ilmu atau pelajaran yang sama.  Setelah Zhuhur, mereka  mendapatkan pelajaran diniyah. Mencakup tauhid, akhlak, fikih, Alquran (tahsin dan tahfizh).

“Sedangkan mereka yang mondok mendapatkan tambahan pelajaran, yakni ilmu alat. Misalnya nahwu dan sharaf.  Jurmiyah, Matan Bina, Imrity, Alfiyah, Kailani, Mutammimah, dan Bahasa Arab. Untuk pelajaran Bahasa Arab,  kami memakai buku panduan terbitan Ponpes Gontor,” paparnya.

Pada sore hari para santri melakukan muhadatsah (dialog dalam Bahasa Arab). Misalnya Kamis malam Jumat. “Kami berikan satu kalimat, lalu mereka susun kalimat yang dikumpulkan pada minggu berikutnya. Dan, mereka menampilkannya di depan kelas,” tuturnya.

Para santri biasa bangun pukul 03.30 pagi untuk melaksanakan Tahajud sampai sekitar pukul 04.00. Kemudian mereka mengulang hapalan Alquran maupun kitab. Kemudian shalat Shubuh berjamaah. Selepas shalat Shubuh, mereka belajar di masjid  sampai pukul 06.00. Lalu mereka mandi, sarapan dan siap-siap belajar di kelas yang dimulai pukul 07.00.   Pukul 07.00-07.30, para siswa melaksanakan Tahsin Alquran dibimbing para ustadz. Lalu shalat Dhuha. Kemudian belajar pelajaran sekolah.

“Pendek kata, berbagai pembiasaan ibadah dan pembelajaran dilakukan oleh semua siswa yang muqim maupun yang pulang hari. Yang membedakan, hanya siswa pulang hari itu tidak belajar ilmu alat dalam rangka memperdalam Bahasa Arab . Sedangkan pokoknya, yakni ilmu syariat, ilmu tasawuf,  ilmu  tauhid, dan pembelajaran Alquran (baik tahsin maupun tahfizh), semua dapat,” kata Saroni.

Di usianya yang relatif masih muda, Ponpes Sa’id Yusuf sudah berhasil mengirimkan sejumlah alumninya untuk melanjutkan kuliah ke Madinah dan Mesir. “Alhamdulillah, saat ini sejumlah alumni Ponpes Sa’id Yusuf sudah ada yang kuliah di Madinah dan Al-Azhar University Kairo, Mesir,” ungkapnya.

KH Jaka Swara menyampaikan tausiyah.

Perkuat Iman dan Tingkatkan Ilmu

Sementara itu, KH Jaka Swara saat memberikan tausiyahnya berpesan dua hal kepada para santri. Yakni, perkuat iman dan tingkatkan penguasaan ilmu.

“Kalau kalian ingin dimuliakan oleh Allah, kuatkan keimanan dan carilah oleh kalian ilmu sebanyak-banyaknya. Kalau hal ini kalian lakukan, maka Allah akan mengangkat derajat kalian. Seperti ditegaskan di dalam Alquran, ‘Allah akan mengangkat derajat kalian yang beriman dan berilmu beberapa derajat’,” kata KH Jaka Swara.

Ia juga mengingatkan para santri agar sabar dan tabah mondok di pesantren dengan keterbatasan fasilitas (makan-minum, tempat tidur HP)  dibandingkan tinggal di rumah. “Para santri ditempa di pesantren agar menjadi orang yang kuat, agar bisa menjadi pemimpin di masa depan. Seperti kata mutiara, pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan,” paparnya.

Ia menegaskan bahwa tidak ada rumusnya orang sukses, senang-senang dahulu.  “Yang ada adalah seperti kata peribahasa, ‘Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian. Sakit-sakit dahulu, baru kemudian bersenang-senang’,” ujarnya.

KH Jaka Swara juga berpesan kepada para orang tua santri, terutama menyangkut biaya pendidikan. “Jangan mengeluh dan menganggap biaya pendidikan anak di pesantren sebagai beban. Tapi, anggaplah itu sebagai infak kita dalam rangka menyiapkan generasi masa depan yang beriman dan berilmu, sehingga siap menjadi pemimpin  bagi masyarakatnya,” ujar KH Jaka Swara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *