Milenianews.com, Jakarta– Menyikapi kondisi darurat literasi harus menjadi kesadaran bersama semua pihak. Terkait dengan peningkatan literasi masyarakat desa, program ini harus melibatkan keluarga.
Perpustakaan desa yang dibangun lengkap dengan buku-bukunya namun kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan belum sepenuhnya tumbuh. Untuk itu, upaya melalui Program Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah menjadi salah satu upaya strategis untuk memantik semangat dan budaya membaca masyarakat desa karena program ini melibatkan semua anggota keluarga secara bersamaan. Demikian natara lain kesimpulan webinar “Peningkatan Kapasitas Literasi Masyarakat Desa” yang diselenggarakan Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi), di Jakarta, Rabu (6/3 2024).
Baca Juga : Dorong Literasi, PT. RBT dan Yagemi Sumbangkan Buku kepada Warga Desa Bukit Layang, Bangka
Hadir sebagai pembicara Ivanovich Agusta selaku kepala Badan Pengembangan Informasi Kemendes PDTT; Zulfikri Anas selaku kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP, Kemendikbud; Linda Hayati, ketua Asosiasi Pendamping Masyarakat Desa, Jabar; dan Afrizal Rusdi, Pembina Yayasan Gemar Membaca Indonesia (yagemi).

Dalam sambutan pembukaan, Afridi Firdaus, ketua Yagemi menyatakan bahwa sistem ini sudah melalui penelitian dan pengkajian yang cukup panjang.
Dalam Paparannya, Zulfikri menyampaikan bahwa pada tanggal 30 September – 1 Oktober 2023 yang lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar Konsinyasi dan Diskusi Publik bersama Komisi X DPRI dengan tema “Darurat Literasi Indonesia: Urgensi Reformulasi Sinergi dan Kolaborasi“, di Jakarta.
“Kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam meningkatkan minat literasi di Indonesia. Peningkatan kemampuan literasi menjadi salah satu program prioritas nasional bagi Kemendikbudristek,” kata Zulfikri dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Baca Juga : Tantangan Gerakan Literasi, Membahas Tanpa Menyentuhnya
Ia menambahkan, pada kesempatan itu disepakati bahwa menyikapi darurat literasi merupakan gerakan bersama dimulai dari keluarga. DPR RI mendorong enam kementerian/lembaga yang mengampu program literasi dan bekerja sama dalam melaksanakan peta jalan pembudayaan literasi yang ditetapkan secara sungguh-sungguh dan seksama di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Selain itu, mendesak Pemerintah Pusat melalui Bappenas RI dan Kemenkeu RI untuk merespon kondisi darurat literasi dengan membuat program nasional dan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk kementerian/lembaga yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang pendidikan dan literasi.

Lebih lanjut, Zulfikri menegaskan, bahwa “sangatlah tidak salah ketika seseorang atau sekelompok masyarakat tinggal di daerah terpencil atau di desa yang sangat terbatas akses buku bacaan yang bermutu. Namun, sangatlah salah jika program kita tidak bisa menyentuh mereka. “Kemampuan literasi sangat menentukan di era sekarang ini, di mana setiap orang dengan mudah mendapatkan dan menyebarkan informasi. Rendahnya kemampuan literasi akan mempengaruhi cara berpikir, bersikap dan bertindak karena tidak mampu membedakan mana informasi yang benar dan mana yang hoaks atau fitnah,” ujarnya.
“Membiarkan anak-anak kita atau anggota masyarakat dalam kondisi demikian sama saja kita meninggalkan generasi yang lemah di kemudian hari. Ketika semua pihak yang memiliki kewenangan, peluang dan kesempatan, namun tidak menggunakannya dengan baik, maka kita semua akan bertanggung jawab dunia akhirat,” tegasnya.
Baca Juga : SD Bina Insani Belajar Literasi ke Perpustakaan dan Galeri Bumi Parawira Kota Bogor
Di sesi terakhir webinar ini, Afrizal Rusdi menyampaikan bahwa pengembangan kapasitas literasi desa sebagai upaya percepatan menumbuhkan minat dan budaya baca masyarakat desa, perlu pendekatan yang holistik, melibatkan partisipasi aktif masyarakat, mendukung aksesibilitas dan ketersediaan sumber daya literasi, serta mengadopsi strategi dan program literasi yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks masyarakat desa.
“Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah (PB-BMR) adalah solusi yang luar biasa sebagai satu-satunya cara untuk bergegas meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat dengan cara sangat mudah, berbiaya murah dan dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia,” kata Afrizal Sinaro.









