Milenianews.com, Malaysia-Thailand— Dalam rangkaian hari-hari terakhir International Conference Santri Mendunia yang berlangsung selama enam hari penuh di tiga negara (19–24 Mei 2025), para delegasi diajak menelusuri warisan budaya dan sejarah dengan mengunjungi dua situs terkenal: Batu Caves di Malaysia dan Sleeping Buddha di Thailand. Kegiatan itu dilaksanakan pada Jumat-Sabtu, 23-24 Mei 2025.
Kunjungan ini menjadi momen reflektif bagi para peserta, yang mayoritas berasal dari latar belakang pesantren, untuk menyaksikan langsung keberagaman agama dan budaya yang hidup berdampingan di kawasan Asia Tenggara. Di Batu Caves, Malaysia, para delegasi menyaksikan megahnya gua batu kapur yang menjadi pusat peribadatan umat Hindu Tamil, lengkap dengan arsitektur warna-warni dan patung-patung besar yang penuh makna spiritual.
Sementara itu, di Thailand, para delegasi berkesempatan mengunjungi situs Sleeping Buddha—salah satu ikon kebudayaan Buddha yang menampilkan patung Buddha dalam posisi tidur sepanjang lebih dari 40 meter. Di sana, peserta diajak memahami nilai-nilai kedamaian dan filosofi kehidupan yang diyakini masyarakat lokal. Meskipun berbeda keyakinan, para santri menunjukkan sikap toleran dan terbuka, menjadikan kunjungan ini sebagai pelajaran hidup yang berharga.
“Ini bukan hanya wisata sejarah, tetapi pembelajaran lintas budaya. Santri harus mampu berdialog dengan keberagaman dunia,” ujar Lailatul Izzah dari IIQ Jakarta yang turut serta dalam kegiatan ini. Baginya, pemahaman sejarah dan budaya global sangat penting untuk memperkuat posisi santri sebagai agen perubahan yang adaptif dan inklusif.
Baca Juga : Kunjungi NUS, Delegasi Santri Mendunia Serap Semangat Intelektual Global
Penutupan kegiatan dilakukan dengan suasana penuh kehangatan dan rasa syukur. Kunjungan ke situs-situs sejarah ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menegaskan kembali misi utama konferensi: mencetak santri yang tak hanya cakap dalam agama, tetapi juga bijak dalam memahami dunia.