Milenianews.com, Depok– Rabu, 2 Oktober 2024 seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) Depok dengan dipelopori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berkomitmen untuk kenakan batik secara rutin pada hari Rabu setiap pekannya semasa perkuliahan. Hal ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional dan melestarikan warisan budaya Indonesia serta mengembalikan ciri khas organisasi kemahasiswaan STEI SEBI.
Dengan adanya peringatan Hari Batik Nasional tersebut dapat menumbuhkan rasa kecintaan masyarakat akan batik, khususnya di kalangan mahasiswa (anak muda) generasi penerus bangsa Indonesia ke depannya. “Gerakan Rabu Berbatik di kampus STEI SEBI Depok menjadi sebuah gerakan yang patut diapresiasi dan didukung demi melestarikan warisan budaya Indonesia,” kata Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Ikatan Talaqqi Fiqh Muamalah (HIMA IKTAFI) Ali Arifin Nasution dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Sebagaimana dikutip dari laman website Wikipedia, Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, di mana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Baca Juga : Menuju Institut Agama Islam (IAI), STEI SEBI Gelar Workshop Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun-temurun sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009. Sejak saat itu, tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009. Hari Batik Nasional merupakan bentuk apresiasi dan rasa bangga bangsa Indonesia terhadap batik sebagai salah satu simbol kebudayaan dan identitas nasional. Dengan demikian kami mahasiswa bangga kenakan batik, batik asli Indonesia.