Milenianews.com, Depok– Institut SEBI berhasil menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Membangun Ketahanan Ideologi Generasi Muda demi Kemajuan Bangsa” di Aula Institut SEBI, Jl. Raya Bojongsari, Kota Depok. Acara yang diadakan pada Senin (21/7/2025), pukul 09.00-11.30 WIB ini menghadirkan dua tokoh nasional sebagai pembicara utama: Dr. H. Muhammad Hidayat Nurwahid, M.A. (Wakil Ketua MPR RI) dan Dr. Al Muzzammil Yusuf, M.Si. (Anggota DPR/MPR RI). Kuliah umum ini turut dihadiri oleh Sigit Pramono, Ph.D. (Rektor Institut SEBI) selaku tuan rumah.
Dalam presentasinya, Dr. Al Muzzammil Yusuf menyampaikan apresiasi atas perkembangan Institut SEBI seraya menyoroti pentingnya silaturahim ilmiyah dan amaliyah sebagai kunci kemajuan bangsa. Ia secara lugas menjelaskan konsep Pancasila sebagai “Godly Constitution” — konstitusi yang berakar pada nilai-nilai ketuhanan.
“Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi roh yang mewarnai empat sila berikutnya,” jelas Dr. Muzzammil dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Ia menguraikan bagaimana nilai ketuhanan, khususnya Islam rahmatan lilalamin, akan melahirkan kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan Indonesia. Kualitas ini, pada gilirannya, akan mengarah pada kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan akhirnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dr. Muzzammil juga merinci lima ciri negara hukum yang diamanatkan UUD 1945, termasuk supremasi hukum dan persamaan di depan hukum, sebagai manifestasi nilai keadilan.
Dr. Hidayat Nurwahid mengajak hadirin untuk merenungkan kembali sejarah perumusan Pancasila sebagai ideologi pemersatu, di mana para Bapak Bangsa berhasil menyatukan pemikiran nasionalis keagamaan dan kebangsaan. Beliau memuji kepiawaian Bung Karno dalam memastikan komposisi Panitia Sembilan yang adil untuk mencapai kompromi demokratis. “Pancasila adalah ideologi negarawan yang mempersatukan warga dan umat,” tegasnya.
Kedua pembicara tidak menampik berbagai tantangan yang dihadapi bangsa saat ini. Dr. Hidayat menyoroti masalah stunting, rendahnya literasi, serta fenomena darurat judi online dan pinjaman online (pinjol). Sementara itu, Dr. Muzzammil menyayangkan praktik “wani piro” (politik uang) dalam pemilihan pemimpin yang masih menggerus idealisme sila keempat Pancasila.
Dr. Hidayat dan Dr. Muzzammil Yusuf kompak menyoroti peran sentral generasi milenial dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Mereka menekankan keunggulan generasi ini dalam penguasaan teknologi informasi dan aksesibilitas data. Dr. Muzzammil secara khusus menggarisbawahi Pasal 31 ayat 3 UUD 1945—hasil reformasi—yang sejalan dengan misi SEBI, yaitu melahirkan SDM unggul yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kalianlah (mahasiswa SEBI) generasi yang ditunggu untuk mengisi suprastruktur politik bangsa ini,” seru Dr. Muzzammil, disambut antusiasme hadirin.
Sigit Pramono, Ph.D., selaku Rektor Institut SEBI, menegaskan komitmen kampusnya untuk mencetak generasi muda Islam yang menyebarkan dakwah dan memajukan ekonomi keislaman, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Ia menambahkan bahwa institusi pendidikan seperti SEBI berupaya membekali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan, karakter kuat, dan etika mulia untuk menjadi entrepreneur tangguh dan pemimpin masa depan.
Kuliah umum ini menjadi pengingat penting bahwa ketahanan ideologi bukan sekadar jargon, melainkan landasan fundamental untuk mencapai cita-cita kemajuan bangsa. Para pimpinan MPR/DPR RI dan Rektor SEBI berharap, melalui penguatan ideologi Pancasila dan persiapan generasi muda yang matang, Indonesia akan mampu mengatasi tantangan dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang adil dan makmur.