Milenianews.com, Jakarta – Pandemi COVID-19 yang melanda, membuat berbagai sektor termasuk pendidikan terdampak. Hal tersebut membuat pemerintah menghentikan kegiatan belajar mengajar di kelas, dan menggantikannya dengan belajar secara daring. Apalagi bagi mahasiswa yang merasakan bagaimana susahnya kuliah daring.
Tak hanya di kampus, semua jenjang pendidikan memberlakukan pelaksanakan belajar daring. Mulai dari pendidikan dasar, sampai perguruan tinggi.
Baca Juga : Kejar Masa Depan lebih Baik dengan Pilihan Kuliah Kelas Karyawan UBSI
Menghadapi situasi demikian, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menjadi kampus yang siap melaksanakan metode kuliah secara daring.
Ahmad Baroqah Pohan, kepala Bagian Marketing and Communication (Marcom) kampus UBSI menyebut, Unversitas BSI sudah terbiasa dengan metode kuliah daring sejak 5 tahun silam.
“UBSI sudah sejak lima tahun lalu terbiasa dengan metode daring. Jadi, saat wabah COVID-19 melanda, kampus UBSI sangat siap,” katanya kepada pers, Senin (1/2).
“Sehingga UBSI tidak mengalami kesulitan saat menerapkan metode kuliah online (daring) tersebut. Pelaksanaan kegiatan kuliah full online di UBSI berjalan dengan lancar,” imbuhnya.
Keuntungan kuliah daring dan blended learning UBSI
Ia menuturkan, saat pandemi berakhir, kampus UBSI akan tetap meneruskan sistem belajar daring. Namun akan dipadukan dengan kuliah tatap muka (off line). Hal ini biasa disebut sistem blended Learning.
“Komposisinya masing-masing 50 persen. Dengan sistem tersebut mahasiswa hanya perlu datang dua hari ke kampus, sementara sisanya melakukan kegiatan belajar secara daring,” ujarnya.
Baca Juga : BEC Menjadi Lembaga yang Berdampak Baik dan Bermanfaat untuk Mahasiswa UBSI
Ahmad membeberkan beberapa keuntungan yang akan mahasiswa dapatkan dalam penerapan sistem blended ini.
“Pertama menghemat biaya harian, seperti ongkos dan uang makan. Kedua, dengan memadukan belajar tatap muka dan online tersebut, mahasiswa mempunyai waktu lebih banyak. Ketiga, karena mempunyai waktu lebih banyak, mahasiswa bisa melakukan hal-hal yang produktif (menghasilkan uang) atau menyalurkan hobi,” tutupnya.(Rifqi Firdaus)