Milenianews.com, Jakarta – Seiring dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat, berbagai profesi mulai mengalami otomatisasi. Namun, ada beberapa pekerjaan yang tetap memerlukan keunikan dan kecerdasan manusia yang sulit digantikan oleh mesin.
Diky Wardhani, seorang pakar di bidang teknologi dan dosen Prodi Teknologi Informasi (TI) Cyber University, mengungkapkan bahwa meskipun AI semakin canggih, ada aspek-aspek tertentu yang tetap membutuhkan sentuhan manusia.
Baca juga: Neurosains dan AI: Menjelajahi Koneksi Antara Otak dan Kecerdasan Buatan
“AI memang bisa mengotomatisasi banyak pekerjaan, tetapi ada beberapa profesi yang membutuhkan empati, kreativitas, dan pemahaman emosional, yang tidak bisa dimiliki oleh mesin,” ujar Diky ditemui di Jakarta, pada Rabu (26/3).
Berikut adalah beberapa profesi yang diprediksi akan tetap bertahan meski AI terus berkembang:
1. Pendidik dan Dosen
AI dapat membantu dalam proses pembelajaran, tetapi peran seorang pendidik dalam membimbing, memotivasi, dan memberikan pengalaman belajar yang personal tetap tidak tergantikan.
“Guru dan dosen memiliki kemampuan untuk memahami emosi siswa dan memberikan pendekatan yang fleksibel, sesuatu yang belum bisa dilakukan AI,” kata Diky.
2. Psikolog dan Konselor
Meskipun AI bisa menganalisis data perilaku manusia, pemahaman mendalam dan empati yang dimiliki seorang psikolog atau konselor dalam menangani masalah emosional tetap menjadi keunggulan manusia.
“Konseling bukan sekadar analisis data, tetapi interaksi yang penuh empati dan kehangatan manusiawi,” tambahnya.
3. Tenaga Medis (Dokter dan Perawat)
AI telah banyak digunakan dalam diagnosis dan analisis medis, tetapi profesi dokter dan perawat tetap diperlukan untuk melakukan prosedur medis dan memberikan perawatan yang personal kepada pasien.
4. Pekerja Sosial
Dalam menangani kasus sosial, seperti perlindungan anak dan rehabilitasi, keterampilan interpersonal sangat penting.
“AI mungkin bisa menganalisis data sosial, tetapi tidak bisa menggantikan kepekaan manusia dalam menangani masalah sosial yang kompleks,” jelas Diky.
5. Seniman dan Kreator Konten
AI dapat menghasilkan seni dan konten, tetapi kreativitas, intuisi, dan ekspresi unik seorang seniman tetap menjadi nilai yang tidak dapat ditiru oleh AI. “Keunikan ekspresi manusia tidak bisa digantikan oleh algoritma,” katanya.
6. Pengacara dan Hakim
AI bisa membantu dalam riset hukum, tetapi pengambilan keputusan hukum membutuhkan interpretasi kompleks dan pertimbangan etika. Diky menambahkan, “Keadilan bukan sekadar logika, tetapi juga pemahaman terhadap kemanusiaan.”
7. Profesional di Bidang Manajemen dan Kepemimpinan
Keputusan strategis, adaptasi terhadap perubahan, dan motivasi tim kerja tetap membutuhkan manusia. “Kepemimpinan bukan hanya soal data, tetapi juga inspirasi dan intuisi,” ujar Diky.
8. Ahli Teknik dan Teknisi Lapangan
Meski AI dapat mengotomatisasi beberapa tugas teknik, keterampilan praktis seperti perbaikan mesin dan pemeliharaan infrastruktur tetap membutuhkan manusia.
9. Jurnalis dan Reporter Investigasi
AI dapat membantu mengumpulkan informasi, tetapi jurnalis tetap diperlukan untuk melakukan investigasi mendalam dan menyampaikan berita dengan perspektif yang lebih manusiawi.
10. Pekerja Industri Kreatif dan Hiburan
Aktor, musisi, desainer, dan penulis skenario menciptakan pengalaman unik yang tidak bisa digantikan oleh AI.
Baca juga: Peran Artificial Intelligence di Masa Mendatang
Masa depan pekerjaan di era AI
Menurut Diky Wardhani, manusia harus terus mengembangkan keterampilan yang tidak bisa digantikan oleh AI, seperti kreativitas, empati, dan kecerdasan emosional.
“AI akan menjadi alat yang membantu, bukan menggantikan. Yang terpenting adalah bagaimana kita beradaptasi dengan perubahan ini,” pungkasnya.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.