Milenianews.com, Jakarta– Dua dosen Program Studi (Prodi) Bisnis Digital Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM) yakni Widi Astuti dan Fajar Sarasati, melakukan gebrakan baru dalam dunia kesehatan berbasis teknologi melalui penelitian bertajuk “Prediction of Hajj Pilgrims’ Health Risk Using K-NN, Decision Tree, Cross Validation, and SMOTE”.
Widi Astuti menjelaskan penelitian ini hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan jutaan jemaah haji, terutama lansia dan mereka yang memiliki riwayat penyakit tertentu. Berdasarkan data dari Kementerian Agama, setiap musim haji terdapat ribuan jemaah yang mengalami gangguan kesehatan, bahkan hingga kehilangan nyawa karena kondisi cuaca ekstrem dan aktivitas fisik yang berat selama di Tanah Suci.
“Menggunakan pendekatan kecerdasan buatan dan data mining, para peneliti ini mengembangkan model prediksi risiko kesehatan jemaah haji yang mampu mendeteksi potensi risiko lebih awal. Model ini dibangun dari 5.000 data rekam medis jemaah dari database resmi Siskohat, mencakup variabel seperti usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, hingga kondisi penyakit saat ini,” jelasnya dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Rabu (16/4/2025).
Dengan memanfaatkan teknik SMOTE (Synthetic Minority Oversampling Technique), ujarnya, untuk menyeimbangkan data dan Cross Validation untuk menguji ketahanan model, algoritma Logistic Regression menghasilkan akurasi tertinggi sebesar 87,9%, mengungguli algoritma lainnya seperti Decision Tree dan k-NN.
“Penelitian ini kami tujukan untuk memberikan solusi nyata dalam membantu pemerintah dan petugas kesehatan dalam mengelola jemaah haji yang rentan sakit. Harapannya, keputusan medis bisa diambil lebih cepat, dan pencegahan bisa dilakukan lebih tepat,” ujar Widi.
Lebih lanjut, Fajar Sarasati menambahkan, dengan teknologi ini, pihaknya ingin agar jemaah bisa fokus beribadah tanpa harus cemas soal kesehatan. Data yang dimiliki pemerintah dapat diolah menjadi alat bantu prediksi, bukan sekadar catatan administratif.
“Penelitian ini menjadi contoh konkret bagaimana peran dosen dan kampus dalam menjawab tantangan masyarakat melalui pendekatan interdisipliner antara bisnis digital, data science, dan kesehatan masyarakat,” tutupnya.