Benchmarking Sistem Penjaminan Mutu Internal: Kolaborasi Strategis UBSI, UNAS dan LLDIKTI Wilayah III Jakarta untuk Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi

Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) berbasis risiko melalui kegiatan benchmarking bersama Universitas Nasional (UNAS), di kampus UNAS, Jakarta,   Sabtu, 11 Januari 2025. (Foto: Dok UBSI)

Milenianews.com, Jakarta– Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) berbasis risiko melalui kegiatan benchmarking bersama Universitas Nasional (UNAS). Acara ini diadakan di kampus UNAS, Jakarta,   Sabtu, 11 Januari 2025, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan tinggi.

Acara dibuka oleh Dr. Muhani, kepala Badan Penjaminan Mutu UNAS, dengan sambutan hangat kepada para peserta. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran UBSI di  Kampus UNAS terkait penerapan SPMI. Kegiatan ini diikuti oleh tim Badan Penjaminan Mutu dari kedua universitas.

Dalam paparannya, Dr.  Muhani menjelaskan bahwa UNAS telah menerapkan SPMI berbasis risiko dengan capaian kinerja 90%, tingkat ketidaksesuaian 40%, dan tingkat kepuasan sebesar 80%.

Hadir dalam kegiatan ini Prof. Dr.  Toni Toharudin, kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta, yang memberikan pandangan strategis tentang pentingnya SPMI.

“Komitmen dan dukungan pimpinan perguruan tinggi adalah kunci sukses implementasi SPMI. Kolaborasi antar perguruan tinggi juga menjadi elemen penting untuk saling memperkuat tata kelola dan mencapai target mutu yang diharapkan,” jelasnya dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Baca Juga : Mahasiswa Universitas BSI Ikuti Bootcamp Gen Z Entrepreneur, Pelajari SPSS hingga Teknik Bisnis Modern

Sementara itu, Suparni selaku kepala Pusat Penjaminan Mutu UBSI menyebutkan sebagai salah satu upaya strategis dalam peningkatan mutu perguruan tinggi. Kegiatan ini memberikan ruang bagi kedua universitas untuk berbagi praktik terbaik yang telah diterapkan, memperkaya wawasan, serta memperkuat kolaborasi demi tercapainya tujuan bersama.

“Fokus diskusi dan best practices dalam kegiatan ini mencakup beberapa poin utama, di  antaranya: Penerapan SPMI berbasis risiko;  Langkah-langkah awal hingga peningkatan sistem yang berkelanjutan, Monitoring dan evaluasi;  Proses Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dan Rapat Tindak Lanjut (RTL) sebagai upaya menjaga konsistensi mutu berbasis resiko,” paparnya.

Pada kesempatan ini, Adi Supriyatna, sebagai Wakil Rektor II UBSI menyampaikan apresiasi atas penerimaan UNAS dalam kegiatan ini. “Benchmarking ini menjadi momentum berharga untuk saling belajar dan berbagi pengalaman, khususnya dalam pengembangan penjaminan mutu perguruan tinggi,” katanya.

Ia pun berharap agar kolaborasi ini tidak hanya berhenti pada kegiatan benchmarking, tetapi juga dapat dilanjutkan dengan kerja sama formal seperti penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) untuk kegiatan peningkatan mutu lainnya.

“Dengan adanya dukungan LLDIKTI Wilayah III sebagai fasilitator, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat tata kelola mutu perguruan tinggi di Jakarta,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *