Bahasa Indonesia masih Diajarkan di Universitas Leipzig

Kampus Universitas Leipzig. (Foto: Istimewa) 

Milenianews.com, Leipzig– Kabar gembira datang dari Leipzig. Bahasa Indonesia masih akan diajarkan sebagai mata kuliah wajib serta wajib pilihan untuk kajian ketimuran di Universitas Leipzig. Sebagai universitas tertua nomor dua di Jerman dan salah satu kampus terkemuka di Jerman, Universitas Leipzig dikenal sebagai pionir kajian oriental.

Kegigihan Esie Hanstein yang telah mengajarkan bahasa Indonesia di Universitas Leipzig sejak 1998 menjadi salah satu kunci penting bagi eksistensi bahasa Indonesia yang sebelumnya telah diajarkan oleh Prof. Erich-Dieter Krause di kampus yang menjadi almamater mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel tersebut. Hanstein berjibaku mempertahankan agar Bahasa Indonesia tetap mendapatkan slot di kampus yang telah banyak melahirkan pemikir, ilmuwan dan seniman terkemuka Eropa tersebut.

Selain Esie Hanstein, tokoh-tokoh yang berperan dalam mempertahankan eksistensi Bahasa Indonesia di Universita Leipzig antara lain Prof. E. Aminudin Aziz, kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, M.Si, Dr. Iwa Lukmana, dan Dr. Dora Amalia. Ketiganya para tokoh peduli bahasa Indonesia dari Badan Bahasa.

Mulai Semester Musim Dingin Oktober 2025-2026, Bahasa Indonesia tetap diajarkan di Universitas Leipzig dalam skema pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) yang didukung pendanaan oleh  Badan Bahasa Jakarta. Sudah sewajarnya Pemerintah RI memiliki kepedulian terhadap martabah Bahasa Indonesia yang telah diakui sebagai sebagai Bahasa Resmi ke-10 dalam sidang-sidang UNESCO sejak 20 November 2023 yang lalu.

Pengajaran Bahasa Indonesia di Universitas Leipzig yang legendaris sangat strategis untuk menunjukkan eksistensi bangsa Indonesia yang sejajar di panggung dunia dengan bangsa-bangsa lain. Itu menjadi sarana soft diplomacy yang efektif yang akan membawa banyak insentif bagi Indonesia di masa-masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *