Apakah Arti “Minal Aidin Wal Faizin” adalah “Mohon Maaf Lahir dan Batin”?

Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin M.S. mengupas makna "Minal Aidin Wal Faizin" pada acara pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani, Bogor, Jumat (5/5/2023).

Milenianews.com, Bogor- Tradisi masyarakat Muslim Indonesia saat mengucapkan Selamat Idul Fitri seringkali disertai kalimat “Minal Aidin Wal Faizin. Mohon Maaf Lahir Batin”.

Sebenarnya, apa arti “Minal Aidin Wal Faizin”? Apakah “Minal Aidin Wal Afizin” artinya “Mohon Maaf Lahir Batin”?

“Minal Aidin artinya orang yang kembali fitrah,” kata Guru Besar IPB dan Direktur Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Prof. Dr. K.H.  Didin Hafidhuddin M.S. saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jumat (5/5/2023).

Kiai Didin  menambahkan, fitrah menurut bahasa  artinya bersih, tidak ada noda. Kembali fitrah atau fitri artinya kembali bersih, tanpa noda. “Namun, fitrah menurut istilah adalah tauhid (mengesakan Allah). Jadi, kembali fitrah artinya kembali kepada tauhid,” ujarnya.

Kiai Didin lalu mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (bertauhid, dalam keadaan Muslim). Orang tuanya-lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

“Dalam hadits ini tidak disebutkan, ‘Orangtuanya-lah yang menjadikannya Muslim’, sebab setiap anak atau bayi lahir dalam keadaan Muslim (fitrah),” tuturnya.

Hal itu pun ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Alquran Surat Al-A’raf ayat 172, yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Jadi, kata Kiai Didin, jauh sebelum manusia diciptakan, ruh manusia sudah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan atau bertauhid. “Karena itu, sebetulnya tidak ada orang yang lahir sebagai ateis. Mereka menjadi ateis karena pengaruh lingkungan,” tegasnya.

Dengan demikian, ujar Kiai Didin, orang-orang berpuasa itu kembali fitrah, dalam pengertian kembali kuat tauhidnya. Hal itu antara lain ditandai dengan tiga hal, seperti ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni senang menebarkan salam/kedamaian, senang memberikan makanan kepada mereka yang membutuhkan, dan suka menyambunkan tali silaturahmi.  “Mereka yang kembali kuat tauhidnya, maka mereka itulah yang pulang membawa kemenangan. Jadi, Minal Aidin Wal Faizin, artinya adalah mereka yang kembali fitrah (kuat kembali tauhidnya), dan  pulang membawa kemenangan,” paparnya.

Dengan demikian, Minal Aidin Wal Faizin sebenarnya bukan “Mohon Maaf Lahir dan Batin”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *