Milenianews.com, Jakarta – Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie mengalami kekalahan di fase grup Olimpiade Paris 2024, yang berdampak signifikan pada perwakilan Indonesia dalam cabang bulutangkis. Kekalahan ini mengakibatkan Indonesia tidak memiliki wakil di babak 16 besar tunggal putra untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade.
Jonatan Christie, yang dikenal dengan julukan Jojo, lebih dulu tersingkir setelah kalah dari Lakshya Sen dengan skor 18-21, 12-21 pada pertandingan penentu di fase Grup L. Sementara itu, Ginting kalah dalam laga ketat melawan Toma Junior Popov dengan skor 19-21, 21-17, 15-21 pada fase Grup H.
Baca juga: Widih, Atlet Olimpiade 2024 Dapatkan Ponsel Belasan Juta!
Selain hasil mengecewakan di sektor tunggal putra, Olimpiade Paris 2024 juga mencatatkan sejarah buruk lainnya bagi Indonesia. Untuk pertama kalinya, tidak ada wakil dari Indonesia yang lolos ke perempat final di sektor ganda campuran, dan ganda putri juga telah tersingkir.
Dengan memasuki fase knockout, Indonesia hanya memiliki dua wakil yang tersisa: Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri dan pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ganda putra.
Anthony Ginting dan Jonatan Christie adalah gambaran nyata untuk kritik PBSI
Reaksi dari netizen Indonesia pun cukup keras terhadap Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Kritik yang dilontarkan berkisar dari keluhan terhadap manajemen hingga tuntutan untuk reformasi internal. Berikut adalah beberapa komentar yang muncul di media sosial:
@Dewillona: “Pak Jokowi, tolonglah! Salah satu olahraga yang sering menyumbang medali di Olimpiade kini menghadapi situasi seperti ini. 😭😭 Mohon rombak PBSI dan jajarannya! 😭 Ga tahu lagi mau mengadu ke siapa. 😭 @jokowi”.
@erikodgj: “Pengurus PBSI saat ini sama saja dengan pengurus PSSI zaman dulu, lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada prestasi. Uang masuk ke kantong pribadi mereka, prestasi bukan prioritas.”
@Debby1902: “PBSI seharusnya sudah mempersiapkan pelapis di semua sektor. Sementara negara-negara seperti China, Korea, dan Jepang sudah menyiapkan pelapis mereka, PBSI masih terpaku pada Jojo dan Ginting. Misalnya, Jepang sudah memperkenalkan Kodai Naraoka setelah Momota tidak dalam performa terbaik, namun PBSI masih stagnan.”
@nanas5111: “Pemilihan ketua umum PBSI mendatang sangat penting. Pilihlah calon ketua yang benar-benar memiliki passion untuk memajukan bulutangkis Indonesia, bukan sekadar mencari jabatan.”
@itnahdamar: “Jika situasi ini terus berlanjut, event seperti Indonesia Open dan Indonesia Masters tidak akan seramai dan semenarik sebelumnya. Tiket mahal tetapi prestasi tidak ada. PBSI harusnya lebih sadar.”
Baca juga: Demo di Gedung Balaikota Jakarta Pusat, Sopir Jaklingko Penuhi Jalan Merdeka Selatan
@SahabatMu775: “PBSI butuh orang-orang yang benar-benar ‘gila’ dalam mengurus bulutangkis. Organisasi olahraga harus diisi oleh orang-orang yang mengerti dan memahami cabang yang dibinanya, bukan sekadar tempat bagi pejabat untuk mencari kesibukan atau pensiunan pejabat.”
@Jebredjendil: “Pengurus PBSI dan jajarannya perlu dievaluasi. Jika mereka memiliki rasa malu, seharusnya mereka mengundurkan diri. Terutama mengenai posisi bos dugem Alexis yang tampaknya menjadi king maker di PBSI.”
Kritikan dan masukan dari netizen ini menunjukkan kekhawatiran mendalam tentang masa depan bulutangkis Indonesia dan menuntut perbaikan serta reformasi di dalam tubuh PBSI untuk mengembalikan kejayaan olahraga ini di kancah internasional.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.