News  

Tafsir Surat Al-Kautsar: Ibadah sebagai Wujud Syukur kepada Allah

Ustadz Hamdi Sholah Al-Bakry Lc. (Foto: Dok SBBI)

Milenianews.com, Bogor—Salah satu surat di dalam Al-Qur’an yang sangat pendek, bahkan terpendek, namun maknanya sangat mendalam adalah Surat Al-Kautsar (surat ke-108).

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.  (1)  Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah. (2) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, ia adalah yang terputus (dari rahmat Allah) (3).”   (QS. Al Kautsar/108 : 1-3).

Tafsir Surat Al-Kautsar menjadi pokok bahasan Pengajian Guru dan Karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI), Jumat (27/9/2024). Pengajian yang diadakan di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor  itu diisi oleh narasumber Ustadz Hamdi Solah Al-Bakry Lc.

Baca Juga : Ustadz Hamdi Solah Al Bakry Lc: Tingkatkan Intensitas  Ibadah di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Salah satu yang ditekankan oleh Ustadz Hamdi adalah makna ayat ke-2, yakni “Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah”.

“Pesan ayat ini adalah mendidik Rasul maupun kita semua agar setiap kali mendapatkan kebahagiaan atau kebaikan dari Allah, hendaklah kita berbuat kebaikan sebagai tanda syukur kepada Allah. Salah satunya shalat dan berkurban,” kata Ustadz Hamdi seperti dikutip dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Ia menambahkan, tidak akan sulit  bagi seorang Muslim  melakukan kebaikan kalau dia  bersyukur kepada Allah. “Shalat dan berkurban untuk Allah, sebagai tanda syukur kita kepada Allah. Untuk itu, kita harus ikhlas melakukannya,” ujarnya.

Baca Juga : Pengajian Guru dan Karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani, Ustadz Hamdi Bahas Pilar Kejayaan dan Kemenangan Suatu Bangsa

Setiap kali dapat nikmat, hendaknya ibadah makin bagus, makin rajin. “Ibadah kepada Allah bukan sebagai kewajiban, melainkan  wujud syukur kepada Allah.  Kita tidak akan sulit  melakukan ibadah, seperti shalat, puasa, berkurban dan lain-lain kalau  konteksnya syukur kepada  Allah,”  tegasnya.

Ustadz Hamdi mengutip salah satu hadits Nabi yang menceritakan Rasulullah SAW melakukan qiyamullail dalam waktu sangat lama, sehingga kakinya bengkak. Melihat hal itu, istri beliau, Siti Aisyah bertanya, mengapa Rasulullah  melakukan shalat malam sangat panjang sampai kakinya  bengkak? Bukankah Allah SWT telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang dulu maupun yang akan datang? Rasulullah menjawab,  “Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” (HR Bukhari Muslim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *