Sumur Bor Ke-229 BMH Jadikan Santri Al-Barokah Tak Lagi Alami Krisis Air Bersih

BMH Jatim membangun sumur  bor ke-229 di wilayah Jatim, berlokasi di Pesantren Al-Barokah Malang. (Foto: Dok BMH)

Milenianews.com, Malang– Sebuah kebaikan terukir di Dampit, Kabupaten Malang. Hal itu berupa kelegaan jiwa yang mengalir pelan namun pasti: air bersih kini mengalir deras di Yayasan Al-Barokah. Siapa sangka, di balik senyum para santri yang kini bisa berwudhu tanpa antre, tersimpan kisah perjuangan panjang melawan kekeringan? Sebelumnya mereka bergantung pada sumur warga yang kerap kering. Kini sumur bor ke-229 dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jawa Timur hadir sebagai jawaban atas doa-doa yang tak pernah putus.

Air, seperti nafas bagi tubuh, adalah denyut kehidupan. Tanpa air, tak ada ibadah yang khusyuk, tak ada kebersihan yang terjaga, apalagi hafalan Al-Qur’an yang lahir dari tubuh yang segar dan pikiran yang tenang. Selama bertahun-tahun, para santri di Desa Majang  Tengah harus berhemat setetes demi setetes—mandi seadanya, wudhu dengan cemas, mencuci pakaian hanya saat benar-benar perlu. Musim kemarau bukan sekadar cuaca; ia adalah ujian harian yang menguras kesabaran.

Baca Juga : BMH Hadirkan Air Bersih Melalui  Sumur Bor Ke-227 di Jawa Timur, Berlokasi di Yayasan Nashrul Ummah Elmuna Malang

Namun kini, semuanya berubah. “Alhamdulillah, sekarang airnya lancar dan jernih,” ujar Nur Fitri, santri penghafal Al-Qur’an, matanya berbinar seperti embun pagi.

“Kami tidak perlu lagi antre panjang untuk wudhu atau mandi. Terima kasih kepada BMH dan para donatur—semoga ini jadi amal jariyah yang tak pernah kering, seperti air yang kini mengalir di sini,” tuturnya.

Tak Ada Lagi Wajah Lesu

Kyai Mahmudi, sang pengasuh pesantren, menambahkan dengan suara yang bergetar haru. “Dulu, saat sumur warga mulai kering, santri sering pulang dengan wajah lesu—tak mandi, tak bisa berwudhu sempurna. Sekarang? Alhamdulillah, air mengalir sepanjang hari. Ini bukan cuma air. Ini Rahmat,”  kata   Kyai Mahmudi

Imam Muslim selaku  kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jawa Timur, menegaskan bahwa sumur bor ini jauh lebih dari sekadar infrastruktur. “Ini adalah sumber kehidupan,” katanya.

“Setiap tetes yang digunakan untuk berwudhu, belajar, atau sekadar minum, mengalirkan pahala bagi para donatur. Inilah wujud nyata sedekah jariyah: tak pernah berhenti memberi, bahkan saat kita telah tiada,” ujarnya menambahkan.

Kini, 358 santri di Al-Barokah tak hanya menikmati air bersih—mereka meneguk harapan. “Dan seperti sungai yang tak pernah lelah mengalir ke laut, semoga kebaikan ini terus menyebar, menyirami lebih banyak hati, lebih banyak pesantren, lebih banyak mimpi yang layak tumbuh di tanah yang subur oleh kepedulian,” tutup Muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *