Milenianews.com, Bogor – Rencana Pemerintah Kota Bogor (Pemkot) untuk revitalisasi Jembatan Otista sempat memukul para pedagang yang berjualan di kawasan tersebut. Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, pihaknya membuka kemungkinan relokasi pedagang terdampak dari Jembatan Otista. Apalagi bagi pedagang yang kiosnya tidak permanen.
“Jika ada yang bisa direlokasi akan kami relokasi, terlebih pedagang yang tidak permanen seperti penjual bunga. Tapi kalau yang permanen tidak mungkin,” ujar Bima di Mako Kedunghalang Polresta Bogor Kota, Rabu (13/4).
Baca Juga : Resmi! Bogor Hadirkan Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasain)
Dampak revitalisasi Jembatan Otista
Namun, sebelum memastikan peluncuran skema tersebut, Bima mengatakan pihaknya akan kembali berdialog dengan para pedagang sebelum mematangkan kebijakannya sendiri.
“Kami akan dialog dengan pemilik toko untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Sehingga dapat meminimalisir kerugian yang mereka alami,” terangnya.
Saat ditanya kapan Jembatan Otista akan dibongkar, Bima menjawab Pemkot Bogor belum memutuskannya. Ia mengatakan, pihaknya masih melakukan pembicaraan dengan Polres Bogor.
Sebelumnya, Cecep Zakaria, Direktur Dinas Pengaduan Kota Bogor (ULP) menyatakan, pihaknya telah menyerahkan laporan pemenang tender pembangunan Jembatan Otista ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ( PUPR).
Proses selanjutnya adalah surat penunjukan pemasok barang jasa (SPPBJ) yang diterbitkan oleh PUPR, yang juga akan digunakan pemenang tender untuk menerbitkan performance bond.
Baca Juga : Akreditasi PP. Ma’had Darulhusna Bogor
“Masa sanggah sudah berakhir, ada 1 sanggahan dan sudah dijawab. Ketika itu sudah, SPPBJ bisa dikeluarkan. Setelah itu berproses, selama satu hingga dua pekan dan maksimal tanggal 27 April 2023 harus sudah tanda tangan kontrak konstruksi fisik,” jelas Cecep.
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.