Milenianews.com, Halmahera– Di tengah hutan lebat pedalaman Halmahera, Maluku Utara, kehidupan para santri Pondok Pesantren Rimba berjalan sederhana. Jauh dari hiruk-pikuk kota, mereka tetap tekun belajar, mengaji, dan menjalani hidup dengan kesabaran. Namun, beberapa hari lalu, ada kekhawatiran yang muncul: stok beras habis.
Berita itu sampai juga ke Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Maluku Utara melalui pesan WhatsApp dari salah satu pengurus pondok. Tak menunggu lama, BMH langsung bergerak. Para donatur pun merespons dengan cepat—seperti biasa, hati yang terpanggil untuk membantu sesama tak pernah ragu.
Kamis pagi, 3 Juli 2025, beras sudah tiba di pondok. Meski harus menempuh jarak cukup jauh hingga ke desa sebelah untuk membeli beras, usaha itu terasa ringan karena tujuannya mulia.
“Alhamdulillah, akhirnya bisa kami terima. Santri bisa makan lagi,” ujar Ismail, sang ketua pondok, dengan raut wajah lega.
Rion, salah satu pengurus dapur, menyambut bantuan itu dengan haru. “Terima kasih banyak kepada BMH dan semua donatur. Ini benar-benar membantu kami di sini. Semoga Allah membalas semua kebaikan ini,” katanya.
Yang paling sederhana namun mengharukan datang dari Said, seorang santri mualaf dari Suku Togutil. Dengan senyum lebar dan polos, ia berkata, “Senang sekali karena sekarang kita bisa makan lagi. Terima kasih.”
Baca Juga : Sinergi BMH Malut dan Pesantren Rimba Rayakan Nuzulul Qur’an
Bantuan sedekah beras ini bukan hanya soal makanan. Ia adalah simbol kepedulian, tali persaudaraan yang tetap terjaga meski dipisahkan oleh hutan dan jarak. Kebaikan yang sederhana, tapi punya arti besar bagi mereka yang menerimanya.
“BMH terus hadir sebagai jembatan antara hati yang ingin berbagi dengan saudara-saudara yang membutuhkan. Agar semangat belajar, berdakwah, dan beribadah di pedalaman tetap menyala,” tutur Kepala BMH Maluku Utara, Nurhadi.