Milenianews.com, Tual– Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS diundang memberikan materi pada acara Rapat Koordinasi Pengembangan Potensi Daerah pada Sektor Agromaritim Pemerintah Kota Tual yang digelar di Kantor Walikota Tual, Rabu (5/11/2025).
Ia membawakan makalah berjudul “Pembangunan Ekonomi Biru Berkelanjutan untuk Peningkatan Daya Saing, Pertumbuhan Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Tual”.
Ketua Dewan Pakar ASPEKSINDO (Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se Indonesia) itu mengawali makalahnya dengan menyebutkan 7 keunggulan Kota Tual untuk berinvestasi. Yakni:
- Ekonomi biru kuat: 98,78% laut; 66 pulau.
- Hilirisasi perikanan: kapal modern, cold chain, 12 olahan.
- Pariwisata bahari tumbuh: hotel 12→17; okupansi 35%→55%.
- UMKM & koperasi terdigitalisasi; offtaker siap.
- SDM & daya beli naik: IPM 67,96→72,84.
- Konektivitas & infrastruktur maritim dipercepat.
- Ekonomi sirkular berkembang: 25 bank sampah aktif.

Ia juga memaparkan kondisi Kota Tual saat ini (tahun 2024):
- GNI/Kapita = US$ 2.437
- Kapasitas Teknologi = Kelas -3
- Kemiskinan = 20,01%
- Pengangguran = 8,68%
- Koefisien Gini = 0,209
- Masih impor minyak, dan bahan farmasi
- IPM = 72,48 8. Polhukam kurang berdaulat 9. LH = Buruk – Sedang 10. Cenderung Unsustainable
Anggota Komisi IV DPR RI itu menjelaskan pentingnya RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Tual. “Minimal 30% total wilayah Kota Tual untuk kawasan lindung; dan 70% untuk kawasan pembangunan (industri manufaktur, pertanian, perikanan, pariwisata, pemukiman, dll) (UU No. 26/2007 tentang PerenPerencanaan Tata Ruang),” kata Prof. Rokhmin dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Selain itu, kata dia, sempadan sungai dan sempadan pantai (UU No.32/2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Juga: RTRW terpadu: Darat– Pesisir – Lau. “Struktur dan pola ruang wilayah harus mampu memfasilitasi semua kegiatan ekonomi dan kehidupan manusia berjalan secara produktif, efisien, mudah, nyaman, aman, sehat, dan membahagiakan,” ujarnya.
Rektor Universitas UMMI Bogor itu mengemukakan, ada 3 langkah strategis untuk menciptakan produktivitas dan daya saing, sehingga Kota Tual bisa maju, sejahtera, dan mandiri.
- Menjadi tuan rumah yang baik (be a good host) bagi pelanggan daerah (rakyat, wisatawan, investor, dan talented people).
- Memperlakukan pelanggan secara baik (treat your customers/guests properly).
- Membangun sebuah “rumah” yang nyaman bagi pelanggan (building a home sweet home)

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rokhmin yang juga ketua umum MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia) memaparkan strategi dan kebijakan yang perlu ditempuh oleh Pemerintah Kota Tual untuk mengambankan perikanan budidaya, perikanan tangkap maupun industri pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
Terkait kebijakan Pembangunan perikanan budidaya, dia menegaskan sebagai berikut:
- Revitalisasi semua unit usaha (bisnis) budidaya laut (mariculture), budidaya perairan payau (coastal aquaculture), dan budidaya perairan darat untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing, inklusivitas, dan keberlanjutan (sustainability) nya.
- Ekstensifikasi usaha di kawasan perairan baru dengan komoditas unggulan, baik di ekosistem perairan laut (seperti kakap putih, kerapu, lobster, dan rumput laut Euchema spp); perairan payau (seperti udang Vaname, Bandeng, Nila Salin, Kepiting, dan rumput laut Gracillaria spp); maupun perairan darat (nila, patin, lele, dan udang galah).
- Diversifikasi usaha budidaya dengan spesies baru di perairan laut, payau, dan darat.
- Pengembangan usaha akuakultur untuk menghasilkan komoditas (raw materials) untuk industri farmasi, kosmetik, functional foods & beverages, pupuk, pewarna, biofuel, dan beragam industri lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Rokhmin melakukan ke Kelompok Salterai, hatchery teripang. Mereka mengembangkan kegiatan budidaya teripang yang di-inisiasi CSR Pertamina. Selain itu, kunjungan ke pembangunan KNMP Desa Labetawi.













