Milenianews.com, Surabaya– Suara tilawah Al Quran Akhina Farhat, santri tahfidzul Quran 30 juz binaan Roumah Wakaf asal Filipina terdengar merdu di ruang utama Masjid Aqshal Madinah Pesantren Hidayatullah Surabaya yang beralamat di Jalan Kejawan Putih Tambak VI/1 Mulyorejo Surabaya dalam rangkaian kegiatan Buka Puasa Kader Wustho Hidayatullah Surabaya bersama tokoh masyarakat Kejawan Putih Tambak, takmir masjid dan mushala, babinsa serta karang taruna. Kegiatan itu tidak setiap saat dilakukan, melainkan dalam rangkaian acara buka puasa bersama di Ramadhan 1445 H, pada Ahad (31/3/2024).
Ustadz H Samsudin sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan buka puasa ini dengan harapan dapat mempererat ukhuwah antara pesantren dengan masyarakat sekitar.
“Tahun 1998 dahulu masyarakat Kejawan mengenal pesantren ini dengan sebutan yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dakwah sosial dan kini sebagi ormas Islam. Artinya pesantren ini milik masyarakat sehingga antara pesantren dan masyarakat adalah satu kesatuan,” ungkap ketua Badan Pengurus Pesantren Hidayatullah Surabaya tersebut dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Kyai H Abdul Wahid hadir sebagai pemateri dan mengulas tentang tujuan puasa . Ia menyitir Surat Al Baqarah 185 tentang makna puasa.
“Dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 183 dijelaskan bahwa tujuannya dalam rangka menggapai takwa. Untuk itu, menurut pendangan Al Ghazali dalam kitabnya tentang puasa, semestinya disempurnakan dengan menjaga anggota tubuh (zhahir dan batin) dari hal-hal yang dibenci Allah SWT. Seperti halnya menjaga mata dari pandangan-pandangan kotor, menjaga lisan dari pembicaraan yang tidak bermanfaat, menjaga telinga dari apapun yang dilarang hingga menjaga hati sehingga taqwa bisa diraih,” paparnya.
KH Abdul Wahid melanjutkan dengan menguatkan tentang hadits yang berbunyi:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy),” ungkap Kyai H Abdul Wahid yang juga sebagai sosok tokoh kyai muda kejawan.
Dalam kesempatan lain Ustadz Akhwan Khumaidi selaku ketua panitia berharap agar kegiatan ini berkelanjutan sehingga setiap tahun diadakan. “Harapannya tahun depan selain mengundang tokoh masyarakat sekitar, juga bisa mengundang warga sekitar pesantren khususnya yg berdekatan langsung dengan pesantren dengan meningkatkan sinergi dan kolaborasi antara unit/amal usaha Hidayatullah Surabaya,” ujarnya.
Ketua panitia menyelenggarakan kegiatan ini dengan tema “Merajut persaudaran dan menjalin keharmonisan” sehingga warga pesantren dan masyarakat terjalin hubungan baik. “Sesuai dengan tema merajut persaudaraan dan menjalin keharmonisan baik secara internal antar kader, unit, amal usaha Hidayatullah maupun eksternal antara pesantren dg tokoh masyarakat sekitar pesantren,” tuturnya.
Roumah Wakaf turut membersamai kegiatan tersebut dan melakukan aksi nyata berupa penyaluran ta’jil buka puasa berupa kurma dan pisang cavendish. Edi Handoko selaku kepala divisi program Pendayagunaan Roumah Wakaf mengungkapkan sangat mendukung dalam kegiatan ini dengan berbagi kebaikan,
“Alhamdulillah, Roumah Wakaf bisa berbagi yang dapat menambah amunisi untuk menjalankan ibadah berbuka puasa. Semoga Roumah Wakaf bisa berbagi lebih banyak dan lebih bermanfaat meluas untuk umat Islam lainnya,” terang Kepala Divisi Prodaya Roumah Wakaf Edi Handoko.
Akhir kegiatan ditutup dengan doa, shalat berjamaah dan makan malam buka puasa bersama, suasana harmonis nampak dalam kegiatan ini, hadir 50 tokoh masyarakat kejawan dan raturan kader wustho Hidayatullah Surabaya.