Milenianews.com, Semarang – Pada Kamis (20/11), suasana Patrajasa Hotel Semarang berubah layaknya ruang persiapan menuju masa depan. Deretan toga yang mengalir pelan, orang tua yang menyembunyikan haru di balik senyum tenang, dan para wisudawan Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) yang menunggu giliran dipanggil, semuanya berpadu menciptakan momen penuh harapan dan langkah baru.
Begitu Prof Setyabudi Indartono, Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, berdiri di podium, ballroom mendadak hening seperti halaman buku yang menunggu ditulisi. Sambutannya dibuka dengan syukur yang menenangkan “Pertama-tama marilah kita haturkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat kesehatan dan kesempatan kepada kita semua sehingga dapat hadir dalam acara kelulusan dan Wisuda UBSI pada hari ini.” Beberapa wisudawan menunduk kecil sambil tersenyum seperti baru sadar betapa panjang jalan menuju hari ini.
Baca juga: Toga, Tangis Haru, dan Tawa Kos: Patrajasa Hotel Semarang Jadi Saksi Meriahnya Wisuda UBSI
Ucapan selamat datang mengalir lembut “Pada kesempatan yang berbahagia ini atas nama Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V mengucapkan selamat kepada 312 wisudawan wisudawati.”
Lalu suara Prof Setyabudi berubah seperti kompas masa depan “Jangan pernah berhenti belajar dan beradaptasi. Berdasarkan laporan Future of Jobs 2025 sekitar 22 persen pekerjaan di dunia akan mengalami transformasi hingga tahun 2030. Seratus tujuh puluh juta pekerjaan baru akan tercipta namun sembilan puluh dua juta lainnya akan hilang karena otomatisasi kecerdasan buatan dan perubahan global.”
Kamu bisa melihat beberapa mata melebar. Dunia kerja ternyata tidak punya mode santai. Prof Setyabudi melanjutkan arahannya dengan pesan yang terasa seperti bekal perjalanan “Yang akan bertahan bukanlah mereka yang paling pintar tetapi mereka yang paling cepat belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.” Kata kata itu jatuh pelan namun presisi.
Baca juga: Bekerja di Sekretariat Presiden, Gracias Raih Gelar Wisudawan Terbaik dalam Wisuda ke-61 UBSI
Setelah itu muncul nasihat yang terdengar seperti catatan kecil untuk dompet “Terus mengasah keterampilan relevan dan membangun portofolio bermutu melalui proyek magang dan kolaborasi lintas disiplin.” Beberapa wisudawan langsung membuka ponsel. Mungkin menulis pengingat. Mungkin membuka LinkedIn. Mungkin sekadar menenangkan diri.
Suasana berubah haru ketika Prof Setyabudi berkata “Selamat kepada orang tua wali yang telah mendampingi putra-putrinya hingga memperoleh keberhasilan ini.” Di barisan tengah ada ibu yang buru-buru mengusap mata.
LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta lalu memberi apresiasi kepada UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif dengan nada yang tulus “Kami memberikan apresiasi kepada UBSI yang telah memberikan peluang pendidikan yang lebih inklusif dan merata.”
“Kami berharap UBSI beserta alumninya senantiasa menjadi bagian dari ekosistem pendidikan tinggi yang berdampak tidak hanya dalam mencetak lulusan unggul tetapi juga dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat bangsa dan kemanusiaan,” harapnya.
Baca juga: Wisuda ke-61 UBSI Penuh Sukacita dan Haru, Jadi Bukti Perjuangan Tak Kenal Lelah Para Wisudawan
Sambutan ditutup dengan doa yang hangat “Para wisudawan selamat berjuang meneruskan babak selanjutnya semoga Allah SWT selalu memberikan bimbingan dan petunjuk Nya kepada saudara semua.”
Setelah kata-kata itu melayang tenang di udara, Patrajasa Hotel mendadak penuh cahaya. Wisudawan merapikan toga yang tidak pernah benar-benar lurus. Orang tua berdiri tegak dengan bangga yang hampir tumpah. Kamera-kamera mulai mengabadikan semua momen. Dunia di luar hotel mungkin penuh ketidakpastian, tetapi sore itu semua orang tahu satu hal yang pasti Kamu sudah berhasil tiba sejauh ini.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.













