Milenianews.com, Jakarta – Pertumbuhan energi baru di Indonesia memiliki kenaikan rata-rata sebesar 4,3 persen setiap tahunya (KESDM, 2021). Hal ini terlihat dari maraknya penggunaan PLTS di sektor industri.
Kenaikan rata-rata diketahui belum mampu untuk memenuhi target yang ditetapkan pada tahun 2025 mendatang. Sehingga, diperlukan upaya pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Baca juga : Pemerintah Kembangkan Energi Surya untuk Lemari Pendingin Ikan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Saat ini, layanan energi tenaga matahari terus meluas melalui penyedia sistem PLTS yang terintegrasi. Tepatnya penggunaan PLTS pada berbagai sektor industri di hampir 30 kota di Indonesia.
Kepala Commercial Officer energi tenaga matahari Dion Jefferson pun angkat bicara. Ia mengatakan, saat ini energi tenaga matahari telah mengelola sistem energi surya pada 31 tipe industri.
Melalui portofolio tersebut, energi tenaga surya berharap dapat menjadi referensi bagi para calon pelanggan untuk memulai dalam memanfaatkan sistem energi surya.
“Setiap industri memiliki kebutuhan dan tantangannya tersendiri, di mana kami turut mengembangkan solusi untuk dapat menjawab kebutuhan tiap industri. Contoh tahun 2022 kami mengembangkan Containerize Solar System untuk daerah pertambangan yang sistemnya bisa mereka pindahkan apabila lokasi pertambangan juga berpindah,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/2).
“Kami juga membangun sistem yang terintegrasi dengan bangunan dan solar palen berfungsi sebagai kanopi atap. Sehingga bisa memberikan nilai estetika lebih bagi bangunan,” lanjutnya.
Baca Juga : Mahasiswa Polije Ciptakan Alat Semprot Hama Tenaga Surya, Ngirit Biaya Produksi
Penggunaan PLTS di sektor Industri
Awal tahun 2023 ini, SUN Energy kembali mendapat kepercayaan untuk menginstalasi dan mengoperasikan proyek sistem PLTS di industri retail. Salah satunya di pusat perbelanjaan di kota Palembang dalam penggunaan PLTS.
“Ini merupakan bagian dari upaya kami dalam mengakselerasi pemanfaatan energi surya di Indonesia. Menumbuhkan minat pelaku industri dengan portofolio proyek PLTS yang telah kami operasikan dari berbagai industri. Tentunya, dengan spesifikasi kebutuhan yang berbeda dan menjadi nilai tambah,” ungkapnya.
Selama tahun 2022, SUN Energy mencatat telah menghasilkan 468 juta kWh energi bersih. Hal ini setara dengan 13 miliar pohon tertanam selama satu tahun. Jumlah tersebut dari 421 kg CO2 yang telah tereduksi.
Pencapaian itu tidak lepas dari tenaga kerja yang terserap oleh SUN Energy yang berjumlah 1.225 orang. Mereka semua telah mendukung kegiatan operasional bisnis hingga proses instalasi PLTS.
SUN Energy juga mencatat hampir 10.000 masyarakat teredukasi melalui kegiatan yang SUN Energy laksanakan maupun partisipasi program-program pembelajaran tingkat sekolah menengah maupun universitas.
Perusahaan SUN Energy akan terus memacu pengembangan bisnis melalui tata kelola yang baik, serta upaya inovasi yang diberikan untuk menjawab tantangan dalam penyediaan sistem PLTS pada bagian industri.
Baca juga : Sejumlah Pengusaha Indonesia Dukung Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA)
Melakukan ekspansi untuk pengembangan bisnis.
Sebagai perusahaan pengembangan proyek energi surya, SUN Energy telah melakukan ekspansi pembangkit listrik tenaga surya ke kawasan Asia Pasifik sejak tahun 2021 lalu.
Hingga akhir tahun 2022, SUN Energy mencatat telah tersebar di 4 negara, Indonesia, Thailand, Australia dan Taiwan dalam penggunaan PLTS.
Perusahaan asal Indonesia itu berkomitmen untuk mengharumkan nama Indonesia dengan terus mengembangkan skala bisnisnya dan melakukan ekspansi di tahun mendatang.(Nikita Earlene Salsabila)
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.