News  

Perayaan 25 Tahun Berkarya, Merdi Sihombing Hadirkan Budaya Batak dalam The Flying Cloth

Koleksi Merdi Sihombing Glow in The Dark sebagai simbol inovasi ramah lingkungan.
Koleksi Merdi Sihombing Glow in The Dark sebagai simbol inovasi ramah lingkungan.

Milenianews.com, Jakarta – Dalam rangka merayakan 25 tahun perjalanan Merdi Sihombing di dunia mode dan tekstil, peragaan fashion show bertajuk The Flying Cloth digelar. Mengangkat tema adat Batak, pagelaran ini berlangsung di Museum Nasional pada Jumat (15/11) lalu.

Dalam gelaran tersebut, Merdi berkomitmen untuk mengangkat keindahan dan kekayaan tradisi Indonesia ke panggung global. Selain itu, ia juga memastikan keberlanjutan melalui proses pembuatan material, perawatan alami hingga teknik tenun tradisional.

Baca juga: Siapa Bilang Mahasiswa Baru Gak Bisa Fashionable? Mahasiswa BSI Pontianak Buktikan di Ajang Fashion Show ‘Korea Style’!

The Flying Cloth menghadirkan dua kategori koleksi, yaitu busana glow in the dark dan busana tradisional. Koleksi glow in the dark menjadi simbol inovasi yang ramah lingkungan. Seperti fashion dapat menghemat daya listrik dalam gelaran tersebut.

Runway identik dengan lampu-lampu, yang pasti memakan banyak listrik. Koleksi glow in the dark ini bisa membuktikan bahwa gelaran fashion bisa menghemat banyak listrik karena saat koleksi muncul di runway, semua lampu mati,” pungkas Merdi.

Angkat seniman korban beli putus

Disebutkan juga, orang-orang di balik busana glow in the dark itu ialah seniman yang menjadi korban beli putus. Merdi ingin mengangkat pengrajin yang ada di belakang karyanya dan menunjukkan bahwa karya mereka sangat berkesan.

Terdapat lima pilar yang Merdi angkat dalam gelarannya tahun ini, yaitu Suistainable Design & Eco-Fashion, Seni Kolaboratif & Pelibatan Masyarakat, Revitalisasi & Reinvesting Ulos, Etnomatika & Vernacular Design serta perempuan Indonesia.

Kelima pilar tersebut menghadirkan koleksi yang bertajuk Perjalanan Kain Batak dengan berisikan 15 tampilan. Tentunya lengkap dengan identitas budaya Batak mulai dari baju kurung, kain songket dan selendang ulos.

Bukan sekadar memertahankan industri tekstkil dan fashion

Merdi juga menambahkan bahwa gelaran tersebut bukan sekadar memertahankan tekstil atau fashion show biasa, namun juga bentuk keindahan nusantara yang ada dalam identitas kita. Ia yakin fashion bisa berjalan seiring dengan alam.

“Saya ingin mengajak kita semua di sini, untuk melihat dekat pada keindahan wastra nusantara, kerajinan-kerajinan dan lain sebagainya. Ini lebih dari sekadar tekstil. Ini adalah bagian dari identitas kita. Dengan menggunakan pewarna alami, teknik tenun yang diwariskan turun-menurun serta inovasi dalam desain dan pola, saya yakin, kita bisa membuktikan bahwa fashion dapat berjalan seiring dengan alam,” pungkasnya.

Baca juga: Seniman Aceh Angkat Silat Betawi di Jakarta Biennale 2024

Gelaran The Flying Cloth akan ada di area Museum Nasional Indonesia sampai 24 November 2024 mendatang. Setiap hari, terdapat aktivitas untuk menghidupkan kembali keindahan wastra Indonesia dari sudut pandang Merdi Sihombing.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *