Milenianews.com – Gugatan hukum dilayangkan oleh beberapa mantan eksekutif Twitter terhadap Elon Musk pada Senin (4/3) kemarin. Gugatan ini untuk merebut kembali sekitar USD128 juta yang mereka katakan sebagai hak atas pesangon yang belum dibayar sejak Musk mengambil alih perusahaan tersebut, yang kini dikenal sebagai X, lebih dari satu tahun silam.
Para mantan pejabat Twitter tersebut adalah Parag Agrawal, Ned Segal, Vijaya Gadde, dan Sean Edgett. Mereka dipecat oleh Elon Musk yang baru saja menjadi CEO Twitter. Musk mengatakan bahwa mereka tidak sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Baca juga: Elon Musk Sukses Tanam Chip Pertama ke Manusia
Elon Musk dituding ‘Ogah Bayar’ karena ingin balas dendam setelah beli Twitter
Gugatan tersebut menuduh bahwa Musk menolak membayar pesangon sebagai bentuk “balas dendam” terhadap para eksekutif setelah dia dipaksa menyetujui kesepakatan akuisisi senilai USD44 miliar, yang selama berbulan-bulan dia coba keluar.
Para eksekutif menggugat Musk karena tidak memberi mereka pesangon setelah dipecat secara sewenang-wenang. Mereka mengatakan bahwa Musk menciptakan alasan bohong dan memerintahkan karyawan dari bisnisnya yang lain untuk menjalankan pemecatan.
Dalam surat pemutusan, Musk menuduh setiap eksekutif melakukan ‘kesalahan fatal’ dan ‘pelanggaran sengaja’ tanpa bukti yang kuat. X belum memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar terkait gugatan tersebut.
Gugatan yang diajukan pada Senin ini adalah langkah hukum terkini yang diambil oleh eks karyawan Twitter terkait pembelian oleh Musk. Sebelumnya, ada satu gugatan yang diajukan oleh eks kepala SDM Twitter pada bulan Juli 2023 lalu.
Gugatan ini mengajukan status tindakan kolektif, menuntut Musk dan perusahaan untuk membayar kompensasi pemutusan hubungan kerja tambahan yang diduga menjadi hak eks karyawan sebesar minimal USD500 juta. Perusahaan juga dituduh tidak membayar insentif tahunan kepada karyawan yang dipecat setelah akuisisi oleh Musk.
Agrawal, Gadde, dan Segal telah menuntut Musk agar mengembalikan lebih dari USD1 juta yang mereka klaim sebagai biaya hukum mereka. Perusahaan harus menanggung biaya itu sesuai keputusan Pengadilan Chancery Delaware tahun lalu.
Baca juga; Elon Musk Gugat OpenAI, Nilai Telah Menyimpang dari Misi Awal AI
Musk dan X juga menghadapi gugatan dari vendor, pemilik tanah, dan mitra bisnis yang mengklaim perusahaan gagal membayar yang mereka berhutang.
Mantan eksekutif Twitter mengklaim bahwa keengganan Musk untuk membayar mereka adalah bagian dari pola yang lebih besar dalam tidak mematuhi kewajiban pembayarannya.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.