Milenianews.com, Jakarta – Lembaga Sensor Film (LSF) makin serius mendorong peningkatan literasi tontonan di Indonesia. Upaya ini tidak lagi terbatas pada layar bioskop, tetapi juga merambah berbagai ruang publik dan platform digital yang dekat dengan keseharian masyarakat. Ketua LSF Naswardi menegaskan bahwa literasi tontonan harus hadir di banyak ruang agar pesannya lebih mudah diterima publik.
Baca juga: LSF Gelar Nobar Untuk Kampanyekan Gerakan Sensor Mandiri
“Tetapi juga di ruang publik melalui penayangan iklan layanan masyarakat pada fasilitas transportasi publik. Seperti kereta api, platform media over the top/OTT, media sosial dan ruang publik lainnya,” ujar Naswardi dalam keterangan resminya (11/12).
Komitmen tersebut diwujudkan lewat peluncuran maskot baru LSF bernama “Mama Culla”, sekaligus iklan layanan masyarakat dan telop klasifikasi usia yang tampil dengan konsep lebih segar dan mudah dikenali. Kehadiran Mama Culla diharapkan bisa menjadi simbol edukatif yang mengajak masyarakat lebih sadar pentingnya memilih tontonan sesuai usia, demi kenyamanan bersama.
Budaya sensor mandiri jadi tanggung jawab bersama
Di kesempatan yang sama, sutradara sekaligus produser Lola Amaria yang kembali dipercaya memproduksi ILM LSF menyampaikan apresiasinya. Ia menekankan pentingnya membangun budaya sensor mandiri, baik bagi pembuat film maupun penonton.
“Saya sebagai film mengampanyekan budaya sensor mandiri jadi untuk segala tontonan yang mungkin tidak sesuai usia dihindari. Serta juga untuk pembuat film seperti saya harus punya sensor mandiri. Jadi seperti punya sensor sebelum dibawa ke lembaga sensor,” kata Lola Amaria (11/12).
Dukungan juga datang dari pelaku industri bioskop. Ketua Bidang Hukum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Albert Tanoso menilai kehadiran maskot dan telop baru ini bisa menjadi cara efektif untuk menyampaikan pesan bijak dalam memilih tontonan kepada masyarakat. Menurutnya, desain yang lebih modern membuat pesan klasifikasi usia terasa lebih relevan dengan penonton masa kini.
Baca juga: Ini Dia Cara Kerja Lembaga Sensor Film
“Kita juga menyambut baik telop baru dari LSF yang lebih modern. Kami juga berharap melalui telop dengan desain yang bisa bikin penonton lebih ingin menonton lagi,” ujar Albert (11/12).
Ke depan, sistem telop klasifikasi usia baru ini akan mulai diterapkan di bioskop Indonesia pada 1 Januari 2026. Lewat pendekatan visual yang dekat budaya populer, LSF ingin literasi tontonan jadi kebiasaan, bukan sekadar aturan.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.













