News  

Ketum PBNU Resmikan Warkop LX Lisbon dan Gelar Kajian Fikih Peradaban di Portugal

Kang Abik (kiri) bersama Gus Yahya di Warkop LX Lisbon Portugal. (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Lisbon– Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf atau akrab dipanggil Gus Yahya meresmikan warung kopi (warkop) pertama di Portugal yang diberi nama Warkop LX dan menggelar kajian Fikih Peradaban di Lisbon, Portugal pada Selasa,  14 Mei 2024. Hal itu dilakukan  di sela-sela menghadiri dialog perdamaian yang diadakan oleh The KAICIID Global Forum dari tanggal 14 hingga 16 Mei 2024.

Kajian yang digelar di Warkop LX yang terletak di jantung kota Lisbon itu dikemas dalam acara “Ngobrol Santai” atau NGOBRAS tentang fikih peradaban dengan menghadirkan dua tokoh muslim terkemuka Indonesia yaitu Gus Yahya sendiri yang ketokohannya diakui dunia global dan Kang Abik atau Habiburrahman El Shirazy, sastrawan kenamaan Indonesia yang sedang merampungkan program PhD-nya di Universitas Leipzig Jerman. Diskusi itu   dipandu oleh Donny M. Siradj, profesional muda NU asal Madura yang tengah merintis bisnis restoran  di Spanyol dan Portugal.

Masyarakat Indonesia dari pelbagai kalangan, utamanya warga NU Portugal tampak sangat antusias mengikuti kajian yang terselenggara atas kerja  sama pelbagai pihak masyarakat Indonesia di Lisbon. Tampak hadir dalam kajian itu antara lain Ketua Ad Interim PPI Portugal, Rahman Satyanegara,  mahasiswa program master ISCTE – Instituto Universitario de Lisboa;  Ermita Yusida, mahasiswa PhD ISEG Lisbon School of Economics and Management, University of Lisbon;  Dr. Muhammad Najib, Wasekjen PBNU;  Lora Akhmad Kholili Kholil, peneliti manuskrip pesantren;  Lora Achmad Ghufron Sirodj, Politisi PKB;  Angga Kusumadiharja, Founder of Warkop LX Lisbon; dan belasan tokoh lainnya. Tidak hanya menyedot animo masyarakat Indonesia, acara itu juga dihadiri mahasiswa Malaysia yang sedang menuntut ilmu di Portugal.

Yang unik, Gus Yahya sempat mengubah layout tempat acara, dari yang awalnya menggunakan kursi khas tinggi bar khas Eropa menjadi lesehan khas acara pengajian NU di Indonesia. “Kita lesehan saja, kita duduk bareng saja, biar lebih santai dan dekat,” ujarnya sambil duduk bersila di atas karpet, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Gus Yahya Staquf dan Kang Abik mengisi pengajian dan kajian Fikih Peradaban di Warkop LX Lisbon.

Kyai besar itu menghilangkan skat protokoler. Kesahajaan dan low profile dalam menyapa grassroots warga Nahdliyyin menjadi ciri khas Ketum PBNU yang berasal dari Rembang Jawa tersebut.

Gus Yahya menyampaikan kegembiraannya bahwa di Portugal ternyata ada banyak warga NU. Sementara Angga Kusumadiharja sebagai tuan rumah menyampaikan ketidakpercayaannya bahwa warung kopinya akan dibuka dan didoakan oleh Ketua Umum PBNU. “Sungguh saya tidak percaya, usaha warkop kami ini akan dibuka oleh dua orang tokoh terkenal yaitu Gus Yahya dan Kang Abik dengan pengajian pada pagi hari ini. Ini anugerah dari Allah. Kalau boleh saya informasikan, Warkop LX ini bisa dikatakan adalah warkop pertama di Eropa. Kalau restoran  Indonesia sudah banyak, tapi untuk warkop ini adalah pertama, ” katanya dalam sambutannya.

Baca Juga : KBRI Ankara Gelar Shalat Idul Fitri Bersama Kang Abik

Sementara di pengantar diskusi, Donny M. Siradj mengemukakan ada dua pokok isu dalam “Merawat Jagad dan Membangun Peradaban”. “Pertama, secara outward looking apa peran NU dalam perdamaian dunia yang saat ini sedang bergejolak terutama di Timur Tengah. Kedua, secara inward looking bagaimana NU menguatkan bangunan peradaban dari dalam berupa peningkatan kualitas SDM,” paparnya.

Kang Abik, sastrawan yang pernah nyantri di Pesantren Futuhiyyah Mranggen dan Al Azhar University Mesir berpendapat bahwa penguatan literasi dalam masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda NU sangat penting dilakukan untuk memajukan peradaban. “Jika suatu bangsa kuat literasi dan budaya ilmunya maka bangsa itu akan maju. Suatu bangsa yang lebih kuat literasinya dibandingkan bangsa lain, ia otomatis akan lebih maju dari bangsa lainnya. Ini sudah menjadi hukum peradaban yang ditetapkan oleh Allah. Perkembangan era digital yang dahsyat dan pengaruh medsos yang luar  biasa sedang mengancam literasi anak bangsa Indonesia. NU sudah semestinya memiliki perhatian serius masalah ini,” ujar  Kang Abik menyoroti strategi penguatan bangunan peradaban dari sisi inward NU.

Sementara Gus Yahya Staquf menyampaikan bahwa “Sesungguhnya NU itu bukan organisasi, tetapi NU adalah peradaban! Peradaban apa? Ya peradaban Islam. Peradaban Islam yang dihayati dan diamalkan di Indonesia. Sebab yang pertama dirasakan oleh warga NU adalah kesadarannya sebagai seorang muslim.”

Baca Juga : Satukan Hati dan Langkah,  LSBPI MUI Gelar Silaturahmi dan Halal bi Halal

Ketum PBNU yang terkenal sebagai penerus Gus Dur dalam membela isu-isu kemanusiaan dan perdamaian itu juga menjelaskan visi besar NU di dunia global yang sangat transparan saat ini yaitu menegakkan kesetaraan dan hubungan yang saling menghormati antarmanusia dan antara bangsa-bangsa di atas muka bumi ini tanpa memandang ras, agama, suku dan bangsa. “Perang itu pasti menyengsarakan umat manusia. Sebisa mungkin dicegah jangan sampai terjadi perang. Maka hubungan antara bangsa yang berdasarkan asas kesetaraan, saling menghormati dan saling menjaga martabat sangat perlu dihadirkan untuk membangun perdamaian dunia yang langgeng. Di sinilah kontribusi NU harus dihadirkan. Pemahaman fikih peradaban berdasarkan pandangan ini perlu digalakkan,” tegasnya.

Di ujung acara “Ngobrol Santai” tentang Fikih Peradaban itu, Gus Yahya Staquf meresmikan Warkop LX secara simbolik dengan pemotongan pita di depan pintu masuk, kemudian melakukan soft lauching pendirian Indonesia Mesquita de Lisboa dan pemberian restu inisiasi pembentukan PCINU Andalusia dengan pemotongan tumpeng sederhana dan menutup acara dengan doa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *